Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ambisis NextICorn Jadikan Indonesia sebagai Pusat New Economy Dunia

        Ambisis NextICorn Jadikan Indonesia sebagai Pusat New Economy Dunia Kredit Foto: NextIcon
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Next Indonesian Unicorns (NextICorn) kembali menghelat NextICorn International Summit pada-15 November 2019 di Jimbaran Hub, Bali. Gelaran ini mempertemukan 103 perusahaan rintisan (startup) teknologi yang telah dikurasi, dengan 169 investor ternama berskala global dari berbagai penjuru dunia.

        Untuk diketahui, NextICorn International Summit merupakan salah satu upaya untuk mendukung Indonesia menjadi pusat ekonomi baru berbasis digital di dunia.

        Rudiantara, mantan Menkominfo, sekaligus salah satu pendiri Yayasan NextICorn, berujar, "Harapannya, pertemuan pada summit ini dapat memicu terciptanya tiga unicorn baru di tahun depan. Sehingga mendorong Indonesia menjadi The New Economy Global Hub."

        Baca Juga: NextIcorn Summit Jadi Peluang Startup Peroleh Pendanaan

        Berdasarkan laporan terbaru dari Google dan Temasek, Indonesia kini merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan new economy yang paling pesat dalam lima tahun terakhir di kawasan Asia Tenggara.

        Pada 2019, ekonomi digital Indonesia telah mencapai US$40 miliar, atau tumbuh lima kali lipat dibandingkan 2015 yang hanya mencapai US$8 miliar. Dengan pertumbuhan rata?rata sebesar 49% per tahun, Indonesia bahkan diyakini bisa menembus US$130 miliar pada 2025.

        Daniel Tumiwa, Ketua Yayasan NextICorn, menjelaskan, "Target kami tahun ini, merealisasikan minimal 1.500 pertemuan dari 4.800 permintaan yang sudah tercatat antara 103 startup dan 169 investor."

        Dari jumlah permintaan meeting yang telah tercatat, Daniel mengatakan, tahun ini ada banyak peningkatan permintaan dari investor untuk startup dengan kategori industri kesehatan, agrikultur, dan juga edukasi.

        "Kami memprediksi ke depannya industri healthtech, agritech, edutech, logistik, fintech, dan esports akan jadi fokus utama incaran investor yang mau berinvestasi di startup Indonesia," tambah Daniel.

        NextICorn International Summit 2019 juga menghadirkan perwakilan pemerintah untuk membagikan pandangan dan dukungan negara terhadap perkembangan ekonomi digital di Indonesia.

        Salah satunya, Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro, yang mengungkapkan, pemerintah melalui Kemenristek akan menggelontorkan investasi besar untuk membangun pondasi agar sektor ekonomi digital di Indonesia terus berkembang dan memicu pelaku ekonomi digital tumbuh menjadi pemain global.

        Pada NextICorn International Summit 2019, sederet investor besar, seperti Sequoia Capital, Vertex, Temasek, Alpha JWC Ventures, EV Growth, Kejora Ventures, SBI Investments, BRI Ventures hingga Salim Group dan investor berskala global lainnya turut hadir untuk melihat peluang berinvestasi pada nama?nama startup di Indonesia yang telah dikurasi, seperti Logisly, PrivyID, Kata.ai, KoinWorks, Snapcart, Kulina, dan lain?lain.

        Baca Juga: Belum Mau Pensiun, Bang Hotman Mau Bisnis Startup

        Adapun beberapa kriteria kurasi yang telah ditetapkan NextICorn bersama Ernst & Young Indonesia, antara lain:

        - Berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau Penanaman Modal Asing (PMA) dengan kepemilikan modal lokal minimal 25%.

        - Setidaknya sudah memperoleh investasi US$100 ribu dari investor eksternal.

        - Bila masih bootstrap atau didanai oleh pendiri, startup kategori media minimal memiliki lima juta pengguna aktif bulanan (Month Active User/MAU).

        - Bagi startup e-commerce, minimal nilai transaksinya (Gross Merchandise Value/GMV) lebih dari US$1 juta atau aplikasinya diunduh satu juga kali.

        - Bagi startup di bidang Software as a Service (SaaS), minimal Annual Recurring Revenue (ARR) sebesar US$500 ribu.

        Daniel bilang, "Ajang ini bukan untuk menciptakan lebih banyak startup?lagi, tapi membantu mereka yang model bisnis dan strukturnya sudah kokoh, untuk naik kelas ke tingkatan selanjutnya."

        "Jika dilihat dari pendanaannya, dari 103 perusahaan rintisan kali ini, sekitar 20% sebelumnya sudah pernah mendapat pendanaan kurang dari US$1 juta. Sedangkan, 55% telah memperoleh pendanaan US$1 juta-US$ 5 juta, dan 25% di atas US$5 juta," tukas Daniel.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: