PT South Pacific Viscose (SPV) mengalokasikan sekitar Rp1 miliar untuk menyelesaikan pengerjaan pengerukan sedimen lumpur Sungai Citarum, Kecamatan Babakan Cikao, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Pengerukan dilakukan dengan luas sekitar 1.912 meter persegi, serta ketebalan 3 meter dan volume 5.736 meter kubik.
Direktur PT SPV Venkatachalam Sundarajan mengatakan. aktivitas pengerukan ini merupakan salah satu dari kegiatan corporate social responsibility (CSR) di mana SPV berkomitmen menjadi perusahaan hijau dan ramah lingkungan.
"Seluruh pekerjaan pengerukan sedimen di Sungai Citarum telah selesai sesuai dengan rencana," kata Venkatachalam dalam peresmian penyelesaian pekerjaan pengerukan sungai Citarum di Purwakarta, Selasa (19/11/2019).
Baca Juga:?Lepas dari Gugatan, SPV Terus Taati Peraturan Lingkungan Hidup dari Pemerintah
Dari pantauan Warta Ekonomi, turut hadir dalam acara ialah Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat Bambang Riyanto, dan Duta Besar Austria untuk Indonesia Helene Steinhausl.
Ia mengatakan pengerukan sedimen di Sungai Citarum ini dikerjakan berdasarkan izin dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan Nomor? 517 Tahun 2019. Ia mengatakan, pengerjaan dilakukan oleh kontraktor dari Purwakarta.
"Dengan tetap berkomitmen pada lingkungan bersih dan hijau, aktivitas ini hendaknya dilihat bukan dari pemborosan, tetapi sebagai suatu kewajiban perusahaan," ujarnya.
Selain aktivitas pengerukan, SPV juga telah turut serta menanam 1.000 pohon di tepi Sungai Citarum. Jenis pohon yang ditanam adalah pohon trembesi, pohon kelapa, pohon mangga, dan pohon nangka.
Sementara itu, Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika memberikan apresiasi terhadap kegiatan pengerukan Sungai Citarum yang dilakukan PT SPV sebagai upaya normalisasi sungai.
Baca Juga:?Ridwan Kamil Pastikan Terowongan Nanjung Minimalisir Banjir DAS Citarum
"Saya mengucapkan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada PT SPV dengan sudah selesainya kegiatan pengerukan aliran Sungai Citarum," kata Anne.
Ia mengatakan, kualitas air Sungai Citarum semakin hari semakin menurun.? Kondisi ini tentunya menjadi sorotan bukan hanya nasional, tetapi dunia. Oleh karena itu, konsep pembangunan berkelanjutan atau pembangunan berwawasan lingkungan harus menempatkan kepentingan pembangunan dan kepentingan lingkungan dalam keadaan yang seimbang.
"Setiap pembangunan harus dikaji manfaat dampak baik dan dikelola serta diminimalisasi dampak buruk terhadap lingkungan," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: