Director of Tropical Peat Research Laboratory Unit (TPRL) Malaysia Lulie Melling mengatakan, isu mengenai karhutla dikaitkan dengan keberadaan perkebunan sawit menjadi isu yang menarik di forum global. Sayangnya, selama ini pemahaman mengenai gambut tropis didominasi pemahaman barat.
Hal itu mengakibatnya kesenjangan pemahaman yang berakibat penyelesaian restorasi gambut serta penanganan karhutla di gambut tidak efektif. Seharusnya, menurut Lulie, perlu dibangun pemahaman baru dari para pemangku kepentingan di Indonesia dengan melibatkan peran petani pekebun sawit dengan kearifan lokalnya.
"Cara pencegahan dengan membangun pemahaman bersama di Indonesia lebih efektif dan tidak membutuhkan banyak biaya dibandingkan penanggulangan karhutla di gambut," ungkap Lulie saat menghadiri The 2nd International Conference on Natural Resources Environmental Conservation bertema Industrial Forest and Oil Palm Plantation Fire, Impacts and valuation of the Environmental Losses di Bogor, Jumat (29/11/2019).
Baca Juga: Sebelum Salahkan Industri Sawit, Pembuktian Hukum Karhutla Harus secara Ilmiah
Lulie menyarankan, Pemerintah Indonesia perlu terbuka dalam restorasi lahan gambut dan tidak hanya terfokus pada pembasahan gambut (rewetting). Rewetting sia-sia jika tidak dilakukan pemadatan (compaction). Teknik pemadatan punya sisi baik karena mampu mencegah api di dalam gambut.
"Compaction akan menjadikan kapilaritas sempit sehingga air dengan cepat naik ke permukaan dan menjadikan tanah lembab. Hal ini akan memotong salah satu sumber kebakaran di segitiga api sehingga potensi kebakaran di? bawah permukaan tanah sangat kecil," kata Lulie.
Lulie juga mengingatkan, Pemerintah Indonesia harus berani melawan hegemoni masyarakat Barat yang terus-menerus memojokkan Indonesia terkait dengan pemanfaaaan lahan gambut dan kebakaran. Karena kebakaran besar tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi terjadi di California, Meksiko, Polandia dan Rusia.
"Indonesia harus berani menunjuk mereka di forum internasional karena selama ini telah mempermalukan Indonesia. Tunjuk mereka sebagai penghianat global yang tidak mampu menjaga lingkungannya," tutup Lulie.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: