Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tani On Stage di Makassar, Mentan Ajak Perkuat Pangan Sehat dan Ekspor Pertanian

        Tani On Stage di Makassar, Mentan Ajak Perkuat Pangan Sehat dan Ekspor Pertanian Kredit Foto: Kementan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengajak seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah daerah untuk melestarikan pangan lokal. Menurutnya, pangan lokal adalah bagian dari budaya bangsa yang harus dijaga bersama.

        "Makanan di Indonesia itu bervariasi, saya ingin semua dapat mengatakan makanan lokal adalah bagian dari budaya bangsa yang harus kita jaga bersama," ujarnya saat menyapa lebih dari 5.000 peserta yang hadir pada acara Tani On Stage (TOS) di area Car Free Day (CFD) Monumen Mandala, Makassar (15/12/2019).

        Syahrul yang memilih bersepeda dari kediamannya hingga ke lokasi acara, mengatakan tujuan diadakannya TOS adalah untuk mengedukasi masyarakat secara lebih milenial akan pentingnya pertanian, sekaligus penerapan pola makan sehat dan pangan lokal. Dirinya bertekad TOS bergilir di provinsi lainnya agar kampanye tersebut berjalan maksimal dan konsisten.

        Baca Juga: Syahrul Minta Polisikan Para Pejabat Alih Fungsi Lahan Pertanian

        "Konsumsi beras Indonesia per kapita mencapai 111 kg per orang. Bandingkan dengan Malaysia yang hanya 70 kg, bahkan Jepang hanya 60 kg per orang per tahun, padahal makanan di Indonesia tidak hanya beras, Indonesia memiliki ragam panganan lokal yang juga sehat dan bergizi, ini harus digetarkan hingga ke seluruh Indonesia," tambahnya.

        Perlu diketahui, TOS merupakan sarana bagi Kementerian Pertanian untuk mengedukasi publik terhadap program atau gerakan masyarakat di bidang pertanian. Setelah sebelumnya dilaksanakan di Jakarta dan Yogyakarta.

        Selain untuk menumbuhkan pola hidup sehat, TOS di Makassar juga bertujuan untuk menumbuhkan semangat agripreneur dan mengajak masyarakat untuk ikut menjadi bagian peningkatan ekspor pertanian sebanyak tiga kali (Gratieks) di 2024.?

        Mantan Gubernur Sulawesi Selatan dua periode ini juga berkesempatan jalan santai bersama Komunitas Pecinta Hewan Kesayangan dan melakukan senam Gratieks berbaur bersama ribuan warga.

        "Ini untuk membakar semangat membangun pertanian karena pertanian adalah sebuah gerakan. Indonesia harus lebih baik, saya percaya itu. Mari kita sama-sama," tegasnya.

        Dalam kesempatan ini, menteri yang sering disapa SYL tersebut menyerahkan sejumlah bantuan untuk mendukung pertanian di Sulawesi Selatan. Bantuan diserahkan dalam bentuk satu unit mobil operasional Toko Tani Indonesia Center (TTIC) dan satu unit coldstorage (mesin berpendingin) berkapasitas 36 ton untuk menyimpan cabai dan bawang merah.

        Sebagai implementasi pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) di bidang pertanian, Syahrul secara simbolik memberikan KUR hasil kerja sama dengan BNI pada tiga orang perwakilan petani.

        Tidak hanya itu, sebagai bagian dari sosialisasi asuransi pertanian, Syahrul juga menyerahkan Klaim Asuransi Usaha Tani (AUTP) senilai Rp7,9 miliar dan Polis Asuransi Ternak AUTSK sebesar 24.846 ekor dan 1.638 polis.

        Pemda Sulsel Perkuat Pertanian

        Ditemui di sela-sela acara, Sekretaris Provinsi Sulawesi Selatan Abdul Hayat? berterima kasih atas bantuan yang diberikan ke daerahnya. Bantuan tersebut diharapkan dapat mendorong pertanian menjadi program unggulan dan menjadi ikon Sulawesi Selatan ke depan.

        Baca Juga: Penguatan Pertanian Era Industri 4.0 Butuh Dukungan Milenial

        "Kita ke depannya mungkin tidak lagi mengandalkan sektor pajak kendaraan untuk optimalisasi RPAD, tetapi kita akan bergeser, salah satunya pada sektor pertanian. Untuk itu, menyediakan bibit unggul yang kuat serta perwilayahan komoditas di seluruh kabupaten-kota se-Sulawesi Selatan jadi salah satu upaya pemerintah untuk mengoptimalkan pertanian," jelas Abdul Hayat.

        Terkait swasembada pangan, Abdul Hayat menyebutkan, untuk mencapai hal tersebut, kualitas bibit unggul dan cara bercocok tanam menjadi penting.

        "Secara optimal kita harus pastikan semua daerah melakukan program pembinaan dan edukasi sehingga pengelolaan pertanian semakin berkualitas," tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: