Dua Perusahaan Pelat Merah yakni PT Angkasa Pura II (Persero) dan Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) atau yang lebih dikenal dengan AirNav Indonesia?mengoperasikan secara penuh landasan pacu (runway) ketiga di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang pada Jumat (20/12/2019).
Pesawat perdana yang mendarat di runway ketiga sekitar pukul 10.00 WIB pagi tadi adalah maskapai Lion Air JT-373 rute Batam-Jakarta. Hingga saat ini, runway ketiga telah melayani 64 penerbangan terdiri dari penerbangan domestik dan internasional.
Baca Juga: Jadi yang Terbesar Kedua di Kalimantan, Bandara Syamsudin Noor Bakal Genjot Ekonomi Setempat
Direktur Utama Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, mengatakan, pembangunan East Connection Taxiway (ECT) dan Runway 3 merupakan bagian dari pengembangan hard infrastructure di sisi udara Bandara Soekarno-Hatta.
"Tuntasnya pembangunan serta terbitnya izin operasi untuk ECT dan Runway 3 dengan dimensi 3.000 x 60 m membuat daya saing Bandara Soekarno-Hatta meningkat tidak hanya di dalam negeri, tapi juga di tingkat regional. Soekarno-Hatta memiliki ruang untuk memperluas konektivitas udara, baik itu rute domestik maupun internasional," jelas Awaluddin.
Dirinya kembali menambahkan, dioperasikannya ECT dan Runway 3 juga membuat Soekarno-Hatta sangat siap dalam melayani meningkatnya lalu lintas penerbangan pada peak season Angkutan Natal dan Tahun Baru 2019/2020.?
"Berkat sinergi dan koordinasi yang sangat erat dengan regulator dan para pemangku kepentingan, kami bersyukur ECT dan Runway 3 sudah bisa dioperasikan saat peak season libur akhir tahun ini sehingga meskipun frekuensi penerbangan bertambah, tetapi traffic tetap lancar," ujar Muhammad Awaluddin.
Jumlah penumpang pesawat pada Periode Angkutan Natal dan Tahun Baru dari 19 Desember 2019 hingga 6 Januari 2020 di Soekarno-Hatta diperkirakan mencapai 3,48 juta penumpang atau naik 2% dibandingkan dengan periode tahun lalu. Sementara untuk pergerakan pesawat udara di Soekarno-Hatta, AirNav Indonesia memprediksi akan tumbuh 2,3%.
Sementara itu, Direktur Utama AirNav Indonesia, Novie Riyanto, menyatakan pihaknya telah siap mengoperasikan runway ketiga dan East Connection Taxiway.?
"Pagi tadi kami sudah mengoperasikan runway ketiga secara penuh dan ECT juga sudah digunakan sejak beberapa waktu yang lalu. Pengoperasian ini akan mengurangi terjadinya antrean pesawat yang ada," terang Novie.?
Dijelaskannya, kehadiran runway ketiga ini akan melengkapi dua runway yang sudah ada sebelumnya. "Runway 1 dan 2 memiliki dimensi yang sama yakni panjang 3.660 meter dan lebar 60 meter. Adapun konfigurasi jarak antar centerlines runway 1 dan 2 adalah 2.402 meter, sedangkan untuk runway 2 dan 3 adalah 500 meter sehingga pengoperasian runway ketiga dan kedua dikategorikan sebagai dependent runway,"?paparnya.
Novie menyampaikan, pemilihan mode operasional runway ketiga akan berdasar pada kondisi traffic, persentase arrival, dan departure serta faktor cuaca sehingga makin mengoptimalkan kapasitas dan efisiensi layanan.
"Konfigurasi paralel runway yang eksisting makin kaya dengan adanya runway baru ini. Prinsip utama kami dalam memberikan layanan adalah memprioritaskan safety," tuturnya.
Novie menyampaikan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan maskapai penerbangan yang beroperasi di Bandara Soekarno-Hatta untuk penggunaan runway ketiga dan east cross taxiway yang baru.?
"Selain itu, sinergi erat dengan AP II, Kementerian Perhubungan, dan stakeholder penerbangan lain di Bandara Soekarno-Hatta terus kami jalin untuk mendukung pengoperasian kedua infrastruktur ini secara optimal," pungkasnya.
Sementara itu, stakeholders terkait yakni BMKG menyatakan pihaknya sudah siap untuk mendukung penuh operasional runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Senada dengan BMKG, Kantor Otoritas Bandara Wilayah I mengapresiasi atas pengoperasian runway 3 dan akan selalu menjalankan fungsi pengawasan yang diamanatkan oleh undang-undang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum