Amerika Serikat (AS) diketahui memiliki sejumlah basis militer di Timur Tengah, salah satunya di Turki. AS menggunakan Pangkalan Udara Incirlik sebagai basis militer mereka dan juga sebagai gudang bom nuklir mereka di Timur Tengah.
Pangkalan Udara Incirlik berlokasi di kota Adana dan memiliki luas sekitar 1.300 hektar. Unit utama yang ditempatkan di Pangkalan Udara Incirlik adalah unit ke-39 dari Angkatan Udara AS. Keputusan untuk membangun Pangkalan Udara Incirlik dibuat selama Konferensi Kairo Kedua pada Desember 1943, tetapi konstruksi baru dimulai setelah berakhirnya Perang Dunia Kedua.
Korps Insinyur Angkatan Darat AS memulai pekerjaan pada musim semi 1951. Angkatan Udara AS awalnya berencana untuk menggunakan pangkalan itu sebagai lokasi pementasan dan pemulihan darurat untuk pembom menengah dan berat. Staf Umum Turki dan Angkatan Udara AS menandatangani perjanjian penggunaan bersama untuk Pangkalan Udara baru pada Desember 1954.
Baca Juga: Turki Ancam Tutup Pangkalan Nuklir AS, Pentagon Bereaksi Keras!
Pada 21 Februari 1955, Pangkalan Udara secara resmi bernama Pangkalan Udara Adana, dengan Skuadron Pangkalan Udara ke-7216 sebagai unit tuan rumah. Pangkalan Udara ini berganti nama menjadi "Pangkalan Udara Incirlik" pada tanggal 28 Februari 1958.
AS menempatkan setidaknya 500 personel tentara di Pangkalan Udara Incirlik dan sejumlah jet tempur mereka. Selain itu, AS juga menempatkan setidaknya 50 bom nuklir di pangkalan udara tersebut. Namun, di tengah terus memburuknya hubungan AS dan Turki, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengancam akan menutup Pangkalan Udara Incirlik untuk pasukan AS.
"Jika perlu bagi kami untuk mengambil langkah seperti itu, tentu saja kami memiliki wewenang. Jika ini diperlukan, bersama dengan delegasi kami, kami akan menutup Incirlik jika perlu," ancam Erdogan.
Ancaman Erdogan ini adalah respons atas ancaman sanksi AS dan resolusi Senat Amerika yang mengakui pembunuhan massal orang-orang Armenia seabad lalu sebagai genosida. Amerika mengancam akan menjatuhkan sanksi kepada sekutunya itu karena membeli dan menguji coba sistem pertahanan rudal S-400 yang dibeli dari Rusia.
"Turki juga dapat menutup pangkalan radar Kurecik jika perlu. Jika mereka mengancam kita dengan penerapan sanksi ini, tentu saja kita akan membalas," imbuhnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Shelma Rachmahyanti
Tag Terkait: