Jagat media sosial diramaikan oleh sebuah artikel berjudul provokatif dan sensitif yang memuat kabar seolah Menteri Agama Fachrul Razi akan menjadikan bahasa Mandarin sebagai syarat mutlak kelulusan pendidikan Madrasah.
Sebuah unggahan berjudul "Menag Ingin Bahasa Mandarin Jadi Syarat Lulus Madrasah Aliyah" dibagikan di media sosial Facebook sejak Selasa (7/1) dan menjadi perbincangan warganet.
Baca Juga: Broadcast Mengucapkan Selamat Natal, Aa Gym Jadi Liberal? Hoax atau Fakta?
Paragraf pertama unggahan berupa artikel tersebut menyebutkan "Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi meminta kemampuan berbahasa Mandarin yang digunakan bangsa China menjadi salah satu syarat kelulusan siswa madrasah aliyah (MA)."
Baca Juga: Pak Jokowi, Gak Mau Ganti Menteri Agama?
Unggahan itu lantas memancing beragam tanggapan warganet dalam kolom komentar. Sebagian warganet menyatakan tidak setuju atas pernyataan Menag Fachrul Razi dalam unggahan itu. Hingga Selasa (14/1) sore, unggahan tersebut sudah dibagikan ulang sebanyak 139 kali, direspon oleh 75 pengguna lain, dan mendapatkan komentar dari 47 pengguna lain Facebook.
Penjelasan:
Faktanya, unggahan artikel "Menag Ingin Bahasa Mandarin Jadi Syarat Lulus Madrasah Aliyah" merupakan artikel yang bersumber dari sebuah berita media nasional berjudul "Menag Ingin Lulusan Madrasah Aliyah Bisa Berbahasa Mandarin". Sumber itu juga disebutkan pada bagian akhir unggahan.
Namun, berita berjudul "Menag Ingin Lulusan Madrasah Aliyah Bisa Berbahasa Mandarin" yang dipublikasikan pada Selasa (7/1) sama sekali tidak memuat pernyataan Bahasa Mandarin sebagai persyaratan kelulusan MA
"Untuk meningkatkan daya saing, Pak Menteri mintanya pertama, anak madrasah harus menguasai satu di antara tiga bahasa asing, yaitu Arab, Inggris, dan Mandarin. Kedua, mereka menguasai teknologi informasi. Dan ketiga ada tambahan vokasi," kata Umar di kantor Kementerian Agama, Jakarta, Selasa (7/1).
Ahmad Umar menyampaikan Menag Fachrul Razi memang merekomendasikan Bahasa Mandarin sebagai salah satu bahasa tambahan untuk dikuasai siswa madrasah karena bahasa tersebut tellah banyak digunakan di dunia kerja.
Namun, bukan hanya Bahasa Mandarin yang dianjurkan. Madrasah juga bisa mengajarkan Bahasa Jerman, Prancis, ataupun Italia, kata Ahmad Umar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: