Cotton Council International (CCI) asosiasi perdagangan nirlaba yang mempromosikan serat kapas Amerika Serikat (AS) dan produk kapas manufaktur di seluruh dunia dengan merek dagang Cotton USA? bersama? Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) kembali menginisiasi sebuah forum bagi para pelaku industri tekstil tanah air membahas masa depan industri fesyen.
Representatif CCI di Indonesia, Andy Do menjelaskan ajang pertemuan pelaku industri tekstil dan fesyen ini merupakan bentuk komitmen Cotton USA untuk terus mendampingi para pelaku industri dalam memahami penggunaan teknologi terbaru di dalam industri tekstil di Indonesia agar bisa bersaing di tingkat global.?
?Future Fashion Trends Seminar merupakan bagian dari agenda Cotton USA dalam mendampingi pelaku industri tekstil di berbagai daerah di Indonesia. Di tahun ini, Bandung menjadi lokasi roadshow pertama kami.? katanya kepada wartawan usai kegiatan Seminar bertajuk ?Future Fashion Trends Seminar? di Bandung, Selasa (14/1/2020).
?Baca Juga: Cotton Day Pertemukan Komunitas Fesyen dengan Pelaku lndustri Tekstil
Baca Juga: Investigasi Penyelidikan Mueller, Trump Minta Bantuan Scott Morrison
Andy Do menngungkapkan bahwa pertemuan yang membahas tentang tren dan masa depan industri fesyen tahun 2020 tidak hanya diadakan di Bandung, melainkan juga di kota lain di seluruh Indonesia.?
?Inisiatif Cotton USA menggandeng Asosiasi Pertekstilan Indonesia dengan menjemput bola ke daerah-daerah yang memiliki potensi di industri fashion kami yakini dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia," ungkapnya.
Inisiatif jemput bola yang dilakukan oleh Cotton USA bersama API di Bandung ini membicarakan beberapa hal, diantaranya adalah terkait bagaimana katun bisa digunakan untuk membantu pelaku industri fesyen bisa bersaing di ketatnya persaingan global pada saat sekarang ini. Selain itu, dalam seminar yang mempertemukan ratusan pelaku fesyen di kawasan Bandung dan sekitarnya ini juga membahas berbagai peluang pelaku fesyen untuk bisa memperluas pasar di tingkat global.
Menurutnya, untuk dapat meraih peluang ritel global di industri fesyen, diperlukan brand value proposition yang salah satunya bisa didapatkan dengan memproduksi produk yang terstandarisasi secara global.?
"Bahan dasar pakaian yang digunakan pun juga perlu diperhatikan quality controlnya." tambahnya
Dia menilai bahwa Cotton USA?? telah dipercaya di seluruh dunia, termasuk di pabrik-pabrik dan perusahaan tekstil seluruh, termasuk di Indonesia, karena berkualitas tinggi, konsisten tinggi, sustainability, transparasi dan dilakukan pendampungan pembelian.
Kegiatan seminar terkait Teknologi Terbaru dalam Industri Tekstil yang diadakan oleh CCI di Bandung ini merupakan rangkaian roadshow sebagai respon dari tingginya minat pengusaha di bidang tekstil di beberapa daerah di Indonesia.?
"Selain di Bandung, nantinya pertemuan para pelaku industri fesyen ini akan diadakan di beberapa daerah di Indonesia," ujarnya.
Dalam ?Future Fashion Trends Seminar? ini, Cotton USA juga menggandeng Jane Singer selaku Managing director Inside Fashion yang berbasis di Hong Kong dan New York, AS.
Untuk dapat masuk ke pasar global, Jane menjelaskan bahwa para pelaku industri perlu memperhatikan beberapa hal penting, seperti manajemen rantai pasokan, kebiasaan konsumen dengan budaya global, strategi ritel yang berkembang saat ini, serta trend industri fashion global.?
Selain itu, dengan kemampuan membaca berbagai variabel dan tren fashion yang ada di pasar global, serta penerapan yang optimal dari sisi produksi, pelaku industri fashion akan lebih mampu bersaing dengan pemain yang sekarang sudah ada.
?Melihat kondisi yang sekarang, dengan karakternya yang unik dan memiliki berbagai identitas budaya yang beragam, industri fashion di Indonesia berpotensi untuk mampu mendapatkan pasar tersendiri di level global," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: