Iran Kirim Peringatan dan Langkah Destruktif pada Trio Eropa
Iran bereaksi dan menjanjikan tanggapan yang tegas ketika tiga negara Eropa mulai menghidupkan klausul mekanisme perselisihan. Iran memberikan peringatan terhadap langkah-langkah destruktif terhadap perjanjian nuklir 2015.
Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan Teheran akan dengan tegas merespons siapa pun yang bertindak merusak perjanjian nuklir 2015, tetapi juga akan menyambut baik "niat baik" untuk menyelamatkannya. Pernyataan itu dikeluarkan setelah Inggris, Prancis, dan Jerman mengaktifkan mekanisme perselisihan yang memicu penyelidikan ketidakpatuhan perjanjian nuklir 2015 terhadap Teheran.
Baca Juga: Media AS Bocorkan Rekaman Video Detik-detik Pesawat Ukraina Ditembak Rudal
"Penting untuk menjelaskan bahwa tindakan yang dilakukan oleh tiga negara Eropa adalah posisi pasif dan lemah," juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi, memperingatkan dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Russia Today, Rabu (15/1/2020).
Ia berbicara tak lama setelah Jerman, Prancis, dan Inggris memulai prosedur penyelesaian sengketa khusus berdasarkan kesepakatan 2015 dengan mengutip dugaan ketidakpatuhan Iran terhadap pakta tersebut.
"Sekarang, Republik Islam (Iran) akan memberikan respons serius dan tegas terhadap setiap inisiatif destruktif yang diambil oleh setiap penandatangan Rencana Aksi Komprehensif Bersama," Mousavi memperingatkan, mengutip nama resmi dari kesepakatan nuklir 2015.
Trio Eropa itu memicu mekanisme tersebut setelah Iran mengumumkan akan membatalkan komitmennya di bawah kesepakatan menyusul pembunuhan salah satu komandan militernya dalam serangan pesawat tak berawak Amerika Serikat (AS) awal bulan ini.
Dalam sebuah pernyataan bersama pada hari Selasa, ketiga negara menegaskan bahwa Teheran tidak memiliki dasar hukum untuk berhenti mematuhi ketentuan-ketentuan perjanjian dan bahwa mereka dibiarkan tidak punya pilihan selain untuk mengambil tindakan.
Namun Iran juga menuduh negara-negara Eropa melanggar perjanjian itu, dengan kementerian luar negeri negara itu mengatakan bahwa pihak-pihak peserta perjanjian dari Eropa gagal untuk mengambil tindakan jelas dan nyata untuk memenuhi komitmen mereka setelah penarikan mendadak AS dari perjanjian itu pada 2018.
Sementara Paris, Berlin dan London menerapkan mekanisme investigasi, mereka masih menjelaskan bahwa mereka tidak bergabung dengan kampanye Washington untuk memberikan "tekanan maksimum" pada Teheran.
Baca Juga: Iran Klaim Tangkap Penyebar Video Penembakan Pesawat Ukraina, Presiden Rouhani Bilang...
Kesepakatan nuklir 2015, ditandatangani setelah negosiasi yang intens selama bertahun-tahun, masuk dalam kekacauan setelah Presiden AS Donald Trump keluar dari pakta yang disebutnya sebagai kesepakatan terburuk yang pernah ada. Trump kemudian memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran.
Keluarnya AS menyebabkan ketegangan dengan negara-negara Eropa yang berniat menjaga perjanjian itu bertahan dalam menghadapi kesulitan yang semakin meningkat - dan akhirnya menyebabkan Teheran mengurangi komitmennya terhadap ketentuan-ketentuan perjanjian itu.
Berdasarkan ketentuan tersebut, Iran telah sepakat untuk mengurangi program nuklir domestiknya dengan imbalan pencabutan sanksi. Namun, sekarang, dengan trio Eropa yang memicu penyelidikan kepatuhan, skenario terburuk bagi Iran adalah melihat lagi Dewan Keamanan PBB memutuskan untuk mengembalikan beberapa sanksi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: