Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        AS 'Ngaret' dari Kesepakatan, Korut Murka dan Bersiap Uji Coba Nuklir

        AS 'Ngaret' dari Kesepakatan, Korut Murka dan Bersiap Uji Coba Nuklir Kredit Foto: Reuters
        Warta Ekonomi, Jenewa -

        Korea Utara (Korut) tidak lagi terikat oleh komitmen untuk menghentikan uji coba nuklir dan rudal balistik antar benua. Pasalnya, Amerika Serikat (AS) telah mengabaikan batas waktu hingga akhir tahun untuk perundingan nuklir.

        "Kami tidak menemukan alasan untuk terikat secara sepihak lagi dengan komitmen di mana pihak lain gagal untuk menghormatinya," kata utusan misi diplomatik Korut untuk PBB, Ju Yong-chol, pada Konferensi Perlucutan Senjata yang didukung PBB.

        Baca Juga: Semenanjung Korea Belum Mendingin, Korsel Masih Giat Ajak Korut Berunding

        Dalam kesempatan itu ia mengutuk sanksi keuangan yang dijatuhkan kepda pemerintahan Presiden Kim Jong-un sebagai sanksi yang paling brutal dan tidak manusiawi. Ia lantas memperingatkan bahwa jika AS bertahan dengan kebijakan bermusuhan seperti itu, denuklirisasi Semenanjung Korea tidak akan pernah terjadi.

        "Jika Amerika Serikat mencoba untuk menegakkan tuntutan sepihak dan terus memberlakukan sanksi, Korea Utara mungkin terdorong untuk mencari jalan baru," tambah Ju seperti dikutip dari New York Post, Selasa (21/1/2020).

        Pernyataan ini muncul setelah rezim Kim Jong-un bulan lalu mengancam akan mengirim "hadiah Natal" ke AS karena batas waktu akhir tahun untuk memulai kembali perundingan yang terhenti semakin dekat.

        Namun "hadiah Natal", yang diprediksi dalam bentuk uji coba nuklir atau rudal balistik, tidak pernah terjadi.

        Presiden AS Donald Trump telah bertemu Kim Jong-un tiga kali, paling baru Juni lalu ketika Trump menjadi presiden AS pertama yang masuk ke Korut.

        Negosiasi gagal membuat kemajuan karena pemerintah Kim Jong-un berupaya mengakhiri sanksi sebagai imbalan untuk membatasi program nuklirnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: