Dianggap Angkuh, CEO Ojol Asal Singapura Diancam Diusir dari Filipina
Senator Filipina dan sekutu dekat Presiden Rodrigo Duterte, Aquilino Pimentel III, mengecam dan ingin mem-persona non grata-kan CEO Angkas, perusahaan ride-sharing sepeda motor alias ojek online (ojol).
The Straits Times, Kamis (16/1/2020) melaporkan, Senator Aquilino Pimentel III menuduh CEO Angkas, Angeline Tham (37) yang merupakan warga Singapura, sebagai orang yang angkuh, sombong, dan tidak bertanggung jawab dalam resolusi yang diajukan di Senat, Kamis.
Baca Juga: Bermodal Tekad, Begini Kisah Zhang Yong Menjadi Orang Terkaya di Singapura
Pimentel mengklaim Tham berada di belakang demonstrasi kemarahan massal yang dilakukan Angkas bulan lalu untuk melumpuhkan lalu lintas di ibukota, Manila.
Minggu (22/12/2019), sekitar 20.000 pengendara dan pendukung perusahaan Angkas berkumpul di sepanjang Edsa, jalan raya utama Manila. Senator Imee Marcos juga berbicara di sana. Mereka mendesak pemerintah untuk mempertimbangkan kembali keputusan mengurangi jumlah pengendara yang terdaftar di Angkas, dari 27.000 menjadi hanya 10.000.
Angkas saat itu satu-satunya perusahaan ride-sharing sepeda motor yang disetujui pemerintah Filipina dalam program uji coba selama enam bulan. Uji coba dimaksudkan untuk memastikan penggunaan layanan tersebut aman, sama seperti taksi.
Program uji coba yang berakhir bulan lalu itu diperpanjang tiga bulan lagi. Namun, Angkas disuruh memberhentikan dua pertiga pengendaranya sehingga dua personel baru bisa masuk. Akan tetapi, Angkas memprotes keputusan tersebut.
Pimentel mengatakan, Tham telah memberikan sanksi pada aksi unjuk rasa dan meningkatkan kampanye media sosial untuk mempermalukan pemerintah. Upaya itu dituduh sebagai bagian dari upaya memblokir masuknya perusahaan saingan.
Senator Pimentel diketahui mendukung JoyRide, salah satu perusahaan serupa. Dia mengatakan, melakukannya untuk memastikan Angkas tidak memonopoli pasar ride-sharing sepeda motor. "Saya tidak memiliki bias dan bantuan dari operator itu," tulisnya dalam pesan teks ke ABS-CBN News, Kamis.
Sementara Senator Marcos memperingatkan bahwa menyatakan Tham persona non grata akan mengirimkan sinyal yang salah kepada investor di luar negeri. "Mereka mungkin tidak ingin masuk," kata Marcos kepada wartawan, Kamis.
Di Facebook, Manajer Agen Asuransi Domingo Dazo mengatakan: "Mengapa memilih dia? Pemerintah yang harus mundur karena Angkas diperkenalkan justru untuk mengurangi penderitaan orang-orang karena kemacetan lalu lintas dan kereta yang tidak efisien."
Meski begitu, Pimentel bersikeras bahwa fokusnya adalah pada diri Tham dan bagaimana perilakunya. Dia ingin Tham diperiksa karena diduga salah menggambarkan berapa banyak Angkas yang dimilikinya.
Tham pernah memiliki 99,996 persen perusahaan di belakang Angkas, tetapi memangkas kepemilikannya menjadi hanya 40 persen untuk mengikuti aturan Filipina terkait kepemilikan asing atas perusahaan lokal.
Tham mendirikan Angkas pada 2016 setelah bekerja pada raksasa ride-sharing, Grab. Angkas dalam bahasa Tagalog berarti anggukan dan bermakna 'naik ke boncengan sepeda motor' atau 'mencari tumpangan'.
Angkas berhasil memikat banyak pelanggan dan pendukung setia karena menawarkan layanan yang membantu mereka terbebas dari kemacetan lalu lintas Manila. Lalu lintas di Metro Manila dianggap yang terburuk di dunia. Pergerakan mobil hanya sekitar 4,9 menit/km.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lili Lestari
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: