Kejauhan Ah Xi Jinping Bicara Tahap II, Buat Penuhi Janji Deal Dagang Tahap I Aja China Megap-Megap!
Wabah virus corona berefek domino terhadap kelanjutan perjanjian dagang antara AS dan China yang pada 15 Januari 2020 baru saja disepakati. Masih hangat dalam ingatan bahwa deal dagang tahap I menyatakan bahwa China berjanji akan meningkatkan pembelian produk pertanian AS senilai US$200 miliar selama dua tahun ke depan. Namun, dengan hadirnya wabah corona ini membuat banyak pihak pesimis bahwa China sanggup menunaikan janji tersebut.
Dilansir dari South China Morning Post, para analis memperingatkan bahwa target impor akan semakin sulit untuk dicapai oleh China. Bagaimanapun, para analis percaya bahwa semakin lama krisis, semakin buruk kemampuan China untuk memenuhi target pembelian.
Terlebih lagi, dengan adanya ketakutan turunnya permintaan China atas berbagai komoditas utama telah mendorong jatuhnya harga produk yang sebagian besar tercantum dalam perjanjian dagang, seperti kedelai, jagung, gandum, dan minyak.
Baca Juga: Wabah Corona? Ah Kebal, Rupiah Bikin Dolar AS dan Global Terpental!
"Analis sudah skeptis tentang tingginya target pembelian karena mereka akan memerlukan perombakan yang signifikan dari praktik perdagangan China dan penimbunan komoditas yang mungkin tidak memiliki permintaan domestik," tulis South China Morning Post dikutip pada Rabu (29/01/2020).
Pemimpin The Economoist Intelligence Unit Singapura, Nick Marro, mengatakan bahwa wabah virus corona tidak hanya berdampak pada bidang kesehatan, tetapi juga pada aktivitas pengiriman logistik lantaran adanya beberapa wilayah yang saat ini terisolasi.
Baca Juga: Xi Jinping Pusing 7 Keliling Lawan Corona, Deal Dagang Tahap II dengan Trump Terancam?!
"Wabah virus jelas melemparkan kunci ke dalam rencana (pembelian) itu, tidak hanya dalam hal logistik-karena pelabuhan utama dan jaringan transportasi ditutup atau terganggu-tetapi juga dalam (hal) perhatian pembuat kebijakan. Negara ini akan memobilisasi sebagian besar sumber dayanya untuk menangani wabah, yang sekarang menjadi item teratas dalam agenda kebijakan," ujarnya.
Baca Juga: Habis Perang Lawan AS, Terbitlah Perang Lawan Corona, Xi Jinping Tegas: China Akan Menang!
Menambahkan Nick Marro, Ekonomo Asia-Pasifik di Coface, Carlos Casanova, mengatakan bahwa dampak yang lebih besar akan dirasakan oleh perusahaan dengan eksposur rantai pasokan ke Wuhan dan kota-kota lainnya yang saat ini dikunci.
"Dalam hal perdagangan, saya pikir dampaknya akan terbesar bagi perusahaan dengan eksposur rantai pasokan ke Wuhan dan kota-kota lain yang dikunci. Karena tidak ada barang dagangan akan segera pergi, kami mengantisipasi beberapa gangguan dan penundaan pembayaran. Beberapa produsen berbasis di luar sana, jadi itu pasti akan berdampak," sambung Carlos.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih