Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sistem Pertahanan Saudi Sukses Patahkan Serangan Rudal ke Fasilitas Minyaknya

        Sistem Pertahanan Saudi Sukses Patahkan Serangan Rudal ke Fasilitas Minyaknya Kredit Foto: Reuters/Ronen Zvulum
        Warta Ekonomi, Riyadh -

        Pasukan pertahanan udara Arab Saudi minggu lalu berhasil menembak jatuh roket Houthi yang diluncurkan dengan sasaran fasilitas minyak milik perusahaan minyak Saudi Aramco. Begitu bunyi laporan Wall Street Journal (WSJ) mengutip pejabat Saudi.

        Menurut laporan WSJ, Arab Saudi dan Amerika Serikat (AS) menyalahkan serangan itu kepada Iran, yang secara aktif mendukung gerakan Houthi di Yaman. Namun Teheran membantah terlibat dalam insiden itu seperti dikutip dari Sputnik, Kamis (30/1/2020).

        Baca Juga: Pertama Kali, Saudi Tunjuk Wanita Duduki Posisi Strategis di Kehakiman

        Pihak perusahaan minyak milik Arab Saudi, Aramco, menolak mengomentari masalah ini, menurut surat kabar itu.

        Houthi sendiri telah mengeluarkan pernyataan yang mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terbaru terhadap fasilitas minyak Arab Saudi ini. Mereka juga mengklaim atas serangan pangkalan militer Arab Saudi dekat Yaman, dua bandara di kota Abha dan Jazan di barat daya Saudi, dan target sensitif lainnya jauh ke dalam wilayah Saudi.

        Namun, gerakan itu tidak menyatakan kapan serangan itu terjadi.

        Serangan drone ke situs minyak Aramco pada September 2019, di mana Houthi juga mengklaim bertanggung jawab, mengakibatkan kerusakan serius pada fasilitas itu, penurunan produksi minyak dan memicu lonjakan harga minyak global.

        Yaman telah dilanda konflik bersenjata antara pasukan pemerintah yang dipimpin oleh Presiden Abd Rabbuh Mansur Hadi dan pemberontak Houthi selama beberapa tahun. Koalisi yang dipimpin Arab Saudi telah melakukan serangan udara terhadap Houthi atas permintaan Hadi sejak Maret 2015.

        Terlepas dari kesepakatan damai yang ditandatangani di Stockholm pada tahun 2018, ketegangan meningkat secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: