Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Perangi Virus Corona, China Siapkan Rp50 Triliun

        Perangi Virus Corona, China Siapkan Rp50 Triliun Kredit Foto: Reuters/Thomas Peter
        Warta Ekonomi, Beijing -

        Badan keuangan China di semua tingkatan telah mengalokasikan total 27 miliar yuan atau sekitar Rp50 triliun untuk memerangi wabah pneumonia yang disebabkan oleh virus Corona jenis baru. Sejauh ini, sudah lebih dari 7.000 orang terjangkit virus tersebut.

        "Lembaga keuangan di semua tingkatan secara aktif mendukung upaya untuk mencegah dan melawan wabah. Pada pukul 17:00 waktu setempat pada 29 Januari, total 27,3 miliar yuan telah dialokasikan di semua tingkatan," kata Kementerian Keuangan China dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Tass pada Kamis (30/1/2020).

        Baca Juga: China Tolak Bantuan AS Atasi Virus Corona

        Sementara itu, Komisi Kesehatan Nasional China, memperbarui data terkait wabah virus Corona jenis baru, 2019-nCoV, di negara tersebut. Data komisi itu menyatakan jumlah korban tewas meningkat menjadi 170 orang, jumlah kasus menjadi 7.711, dan pasien yang disembuhkan dan dipulangkan mencapai 170 orang.

        Komisi itu, seperti dikutip CNBC, tak merinci detail soal ratusan pasien yang berhasil disembuhkan, termasuk ditangani dengan obat apa. Namun, negara ini dilaporkan menggunakan obat anti-HIV untuk mengobati para pasien 2019-nCoV.

        Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kemudian memperingatkan semua pemerintah untuk "mengambil tindakan" atas virus mematikan mirip SARS tersebut yang menyebar dari Wuhan, Provinsi Hubei tersebut.

        "Meningkatnya jumlah kasus dan bukti penularan dari manusia ke manusia di luar China tentu saja sangat memprihatinkan. Meskipun jumlah di luar China masih relatif kecil, mereka memiliki potensi wabah yang jauh lebih besar," kata Ketua WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.

        "Dalam beberapa hari terakhir, kemajuan virus terutama di beberapa negara, khususnya penularan dari manusia ke manusia membuat kita khawatir, di Jerman, di Vietnam dan juga di Jepang. Jika ini masuk ke negara dengan sistem kesehatan yang lemah maka itu bisa menjadi masalah," tukasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Shelma Rachmahyanti

        Bagikan Artikel: