Pernyataan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi, yang menyebut agama sebagai musuh terbesar Pancasila menjadi polemik. Banyak pihak dari berbagai kalangan mengomentari pernyataan Yudian yang disampaikan dalam wawancara khusus dengan salah satu media online.
Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat, Hinca Panjaitan, juga memberikan respons atas pernyataan Yudian. Hinca mengajak untuk mendengarkan kembali pernyataan Presiden keenam Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang meminta agar jangan membenturkan Pancasila dan agama.
Baca Juga: Persatuan Islam Sebut Pernyataan Kepala BPIP Provokatif: Dia Harus Minta Maaf!
"Menanggapi apa yang diucapkan oleh Ketua BPIP, saya mengajak semuanya untuk kembali mendengarkan pesan Pak SBY. Kita perlu sadar bahwa Pancasila dan Agama sama sekali bukan untuk dibenturkan," kata Hinca melalui akun Twitternya, @hincapandjaitan, Rabu (12/2/2020).
Hinca mem-posting video SBY saat sedang berpidato. Dalam video tersebut, SBY menegaskan bangsa Indonesia menjunjung tinggi keadilan, termasuk keadilan sosial bagi rakyatnya.
"Karena itu, saya mengajak janganlah membenturkan Islam dengan Pancasila. Jangan!" kata SBY dalam video berdurasi 1 menit 11 detik itu.
Menurut SBY, Pancasila jangan dibenturkan dengan agaman mana pun. "Saya sendiri seorang muslim dan saya menjalankan syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari. Namun, sekaligus saya juga menganut dasar negara Pancasila dan dengan sungguh-sungguh menjalankan dan mengamalkan sila-sila Pancasila dalam kebidupan berbangsa dan bernegara," tutur SBY.
Dalam sebuah wawancara di media, Yudian menjelaskan tentang Pancasila sebagai asas bernegara dan asas-asas organisasi termasuk partai politik boleh memilih selain Pancasila saat memasuki era Reformasi.
Yudian juga menyebut ada kelompok yang mereduksi agama sesuai kepentingannya sendiri. Dia juga membahas tentang minoritas yang mengklaim sebagai mayoritas melawan Pancasila yang dinilainya berbahaya bagi Pancasila.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum