Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Filipina Batalkan Perjanjian Militer dengan AS, Trump: Itu Bisa Menghemat Uang

        Filipina Batalkan Perjanjian Militer dengan AS, Trump: Itu Bisa Menghemat Uang Kredit Foto: (Foto/Reuters)
        Warta Ekonomi, Washington -

        Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengatakan, dia tidak terlalu mempermasalahkan keputusan Filipina untuk membatalkan perjanjian militer dengan AS. Trump menyebut, itu justru bisa menghemat banyak uang AS.

        "Saya tidak keberatan jika mereka ingin melakukan itu, itu akan menghemat banyak uang. Pandangan saya berbeda dengan yang lain," ucap Trump, seperti dilansir South China Morning Post pada Kamis (13/2/2020).

        Baca Juga: Usai Sidang Pemakzulan Trump, Senator AS Temui Presiden Ukraina

        Trump mengatakan, AS telah membantu Filipina mengalahkan ISIS dan mengatakan dia memiliki hubungan sangat baik dengan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte. "Tapi, kita akan melihat apa yang terjadi," ungkapnya.

        Seperti diketahui, Duterte membatalkan Kesepakatan Kunjungan Pasukan (VFA) dengan AS yang telah berlangsung selama dua dekade. Itu menjadi langkah yang mengancam kepentingan AS di Filipina.

        ?Duterte telah memutuskan menarik pakta rotasi pasukan yang telah berlangsung selama dua dekade agar Filipina lebih independen dalam hubungannya dengan negara lain,? kata juru bicara Kepresidenan Filipina, Salvador Panelo.

        ?Presiden tidak akan menghibur segala bentuk inisiatif dari pemerintah AS untuk menyelamatkan perjanjian atau dia akan menerima kunjungan resmi ke AS,? sambungnya.

        Keputusan itu dipicu penolakan visa AS kepada mantan kepala polisi yang memimpin perang melawan narkoba selama kepemimpinan Duterte. Nantinya, Duterte juga akan membatasi akses pelatihan AS terhadap tentara Filipina dalam memerangi ekstremisme, bencana alam, dan ancaman keamanan maritim.

        Panelo mengungkapkan, keputusan Duterte tersebut merupakan konsekuensi tindakan eksekutif dan legislatif AS yang kerap mengabaikan kedaulatan dan tidak menghargai sistem pengadilan Filipina.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Shelma Rachmahyanti

        Bagikan Artikel: