Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tangani Pasien Corona, China Kembangkan Metode Plasma

        Tangani Pasien Corona, China Kembangkan Metode Plasma Kredit Foto: Antara/Mohammad Ayudha
        Warta Ekonomi, Beijing -

        China telah mengembangkan metode plasma pemulihan untuk menangani pasien virus Corona atau Covid-19. Cara itu diklaim cukup ampuh untuk menyembuhkan mereka yang terinfeksi.

        China National Biotec Group mengatakan plasma dari pasien yang pulih digunakan untuk melawan virus sebab dalam plasma tersebut telah terdapat antibodi penawar virus.

        "Produk plasma untuk mengobati virus Corona baru dibuat dari plasma yang diisi dengan antibodi yang disumbangkan oleh pasien yang pulih. Ia melalui inaktivasi virus dan diuji terhadap antibodi penawar virus serta beberapa mikroorganisme patogen," kata China National Biotec Group dikutip laman South China Morning Post, Jumat (14/2).

        Baca Juga: Ganas! 1.716 Staf Medis Terinfeksi Corona, 6 Orang Meninggal

        China National Biotec Group telah melakukan fase pertama perawatan dengan menggunakan metode tersebut terhadap tiga pasien kritis di rumah sakit di Distrik Jiangxia, Wuhan, pada 8 Februari lalu. Hasilnya cukup efektif.

        Tes klinis menunjukkan setelah 12 hingga 24 jam perawatan, indikator inflamasi utama di laboratorium menurun secara signifikan. Proporsi limfosit pun meningkat.

        Indikator kunci seperti saturasi oksigen darah dan viral load meningkat. Tanda dan gejala klinis pun membaik secara signifikan. Menurut China National Biotec Group, saat ini terdapat 10 pasien yang sedang menjalani perawatan dengan metode plasma pemulihan.

        Sebelumnya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan vaksin untuk Covid-19 kemungkinan tersedia dalam 18 bulan. Hingga waktu itu tiba, semua metode perawatan dan penanganan pasien yang cukup efektif harus diterapkan.

        "Kita harus melakukan segalanya hari ini menggunakan senjata-senjata yang tersedia," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus saat menggelar konferensi pers di Jenewa, Swiss pada Selasa lalu.

        Hingga Jumat, jumlah warga China yang meninggal akibat Covid-19 mencapai 1.380 orang. Saat ini China masih menangani 60 ribuan kasus infeksi virus.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Shelma Rachmahyanti

        Bagikan Artikel: