Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengatakan tekanan maksimum terhadap Iran akan terus berlanjut. Pembicaraan dan negosiasi tidak akan dilakukan sebelum Teheran mengubah sikapnya.?
"Kami tidak terburu-buru, kampanye tekanan berlanjut. Ini bukan hanya kampanye tekanan ekonomi, tapi juga isolasi melalui diplomasi," kata Pompeo sebelum melakukan perjalanan ke Saudi pada Rabu (19/2/2020), dikutip laman Al Arabiya.?
Baca Juga: Presiden Iran: AS Takut Perang dengan Kami
Pompeo mengungkapkan selama melakukan kunjungan tiga hari ke Saudi, dia akan membahas banyak isu keamanan.
"Ancaman dari Republik Islam Iran pada khususnya," ujar dia.?
Pompeo dilaporkan telah tiba di Riyadh. Saat mendarat di Bandara Internasional King Khalid, dia disambut Duta Besar Saudi untuk AS Putri Reema Bin Bandar bin Sultan al-Saud, Duta Besar AS untuk Saudi John Abizaid, dan Wakil Sekretaris Negara untuk Urusan Protokol Azzam bin Abdul Karim Al-Qain.
Saudi masih enggan melakukan pembicaraan dengan Iran guna meredakan ketegangan di antara keduanya. Riyadh menginginkan Teheran terlebih dulu mengubah perilakunya sebelum dialog di antara mereka dimulai.
"Pesan kami ke Iran adalah untuk mengubah perilakunya terlebih dulu sebelum sesuatu dibahas," kata Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal saat berbicara dalam diskusi panel di Konferensi Keamanan Munchen ke-56 di Jerman, Sabtu (15/2/2020).
Dia menegaskan pesan Saudi cukup jelas.
"Sampai kita dapat berbicara tentang sumber nyata ketidakstabilan itu, pembicaraan akan menjadi tidak produktif," ujarnya.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif turut menghadiri Konferensi Keamanan Munchen.
Dia juga mengomentari hubungan negaranya dengan Saudi. Menurutnya, Riyadh memang belum memiliki iktikad untuk mengurangi ketegangan dengan Iran.
"Saya yakin tetangga kami, terutama Arab Saudi, tidak ingin (mengurangi eskalasi)," ujar Zarif seraya menambahkan bahwa Saudi berada di bawah pengaruh kampanye AS untuk memberikan tekanan maksimum pada Iran.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: