Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mata Uang Global Terkapar, Kilau Emas Cetar Membahana!

        Mata Uang Global Terkapar, Kilau Emas Cetar Membahana! Kredit Foto: Reuters/Leonhard Foeger
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pasar keuangan global kembali mengalami gonjang-ganjing akibat wabah virus corona. Akibatnya, aset berisiko berbasis mata uang kompak terkapar tak kuat menahan tekanan jual asing, termasuk di antaranya adalah dolar AS. Lain dolar AS, lain pula emas yang tak kunjung lepas dari perhatian pelaku pasar.?

        Hingga perdagangan spot Kamis (27/02/2020), emas dunia terus mengalami kenaikan signifikan. Beberapa menit lalu, emas di pasar spot mencapai level tertinggi sejak pagi tadi di angka US$1.651,40 per ounce.

        Baca Juga: Corona Bikin Jantung Berdebar, Dolar AS dan Rupiah Ambyar!

        Hingga pukul 10.18 WIB, emas dunia terapresiasi 0,48% ke level US$1.648,30 per ounce. Jika dikalkulasikan, dalam sepekan apresiasi emas mencapai 1,46% atau setara dengan 12,73% dalam tiga bulan terakhir.

        Mengekor kenaikan harga emas global, harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) juga ikut terkerek naik. Dilansir dari laman resmi logammulia.com, harga emas Antam dibanderol dengan harga Rp813.000 per gram, naik Rp5.000 dari harga kemarin yang berada di level Rp808.000 per gram.

        Baca Juga: Emas Global Gak Ada Matinya, Cetak Rekor Terus!

        Berikut adalah daftar harga emas Antam pada perdagangan Rabu (26/02/2020).

        1 gram Rp813.000

        2 gram Rp1.575.000

        3 gram Rp2.341.000

        5 gram Rp3.885.000

        10 gram Rp7.705.000

        25 gram Rp19.155.000

        50 gram Rp38.235.000

        100 gram Rp76.400.000

        250 gram Rp190.750.000

        500 gram Rp381.300.000

        1.000 gram Rp762.600.000

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: