Dulu Karyawan Biasa, Pendiri dan CEO Pertama Netflix Rela Berikan Jabatannya untuk Reed Hestings!
Netflix hadir menjadi salah satu penyedia layanan media streaming digital yang sangat populer saat ini. Kisah pendiri Netflix yang dilansir dari Business Insider di Jakarta, Selasa (3/3/2020) ini akan membuatmu terinspirasi.
Pendiri Netflix, Marc Randolph dan Reed Hastings bertemu ketika perusahaan milik Hastings, Pure Atria mengakuisisi perusahaan perangkat lunak tempat Randolph bekerja.
Baca Juga: Netflix Tak Berdaya di Panggung Oscar dan Hanya Bisa Berkelakar
Hastings pun menunjuk Randolph untuk menjadi wakil presiden pemasaran perusahaan, namun tak lama setelah itu, Pure Atria diakuisisi oleh Rational Software.
Selama empat bulan saat akuisisi Rational-Pure Atria diselesaikan, Hastings dan Randolph bersama-sama ke kantor Pure Atria di Silicon Valley. Mereka secara aktif melakukan brainstorming untuk meningkatkan ide bisnis baru.
Setelah mengirimkan CD ke rumah Hastings, Hastings menginvestasikan uangnya ke dalam ide bisnis tersebut. Namun, ia harus belajar di Stanford selama satu tahun untuk mendapatkan gelar masternya, sementara Randolph mengambil kendali bisnis yang kini kita kenal sebagai Netflix.
Randolph pun menjadi CEO pertama Netflix. Ia menamai perusahaan dan merancang merek serta sistem interface.
Usai memperoleh gelar masternya Hastings pun kembali. Awalnya ia hanya akan menjadi investor dan anggota dewan, tetapi ketika ia mulai datang ke kantor lebih sering, para eksekutif setuju untuk melakukan perubahan.
Randolph pun secara ikhlas menyerahkan posisi kepadanya pada tahun 1999 dan beralih ke pengembangan produk, karena ia melewatkan fase awal perusahaan.
?Saat saya melihat kembali pada apa hal paling cerdas yang pernah saya lakukan di Netflix, saya pikir setelah [Hastings] kembali dan menjadi bagian yang sangat penting dari perusahaan, itulah hal yang paling cerdas yang pernah saya lakukan di sana,? kata Randolph dalam sebuah wawancara dengan Silicon Valley Business Journal.
Randolph pun tetap berada di dewan perusahaan hingga 2003, setahun setelah perusahaan itu go public. Sejak saat itu, ia menjadi anggota dewan dan pendiri sejumlah perusahaan, termasuk perusahaan analisis data bernama Looker, dan juga menjadi pembicara yang populer tentang kewirausahaan serta inovasi yang telah ia lakukan bersama Netflix.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: