Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo) mencatat terdapat 103 hoaks mengenai virus corona yang beredar di media sosial maupun aplikasi pesan instan hingga 3 Maret 2020.
Hoaks berkaitan dengan virus corona yang beredar antara lain laporan keliru kasus Covid-19, teknik pencegahan dan pengobatan menyesatkan, hingga xenophobia (perasaan benci, takut, waspada terhadap orang asing) khususnya anti-China.
Baca Juga: Ada Corona di Indonesia, Saran Bang Ruhut: Jangan Panik, Banyak Hoaks
"Banjirnya hoaks Covid-19 ini berdampak menurunya kepercayaan masyarakat kepada otoritas kesehatan, media massa, termasuk para ilmuwan," kata Ketua Presidium Mafindo, Septiaji Eko Nugroho, di Jakarta, Senin (9/3/2020).
Laporan keliru yang melibatkan puluhan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit juga berpotensi membuat orang takut berobat karena takut tertular Covid-19. "Hal ini juga yang mungkin menyebabkan panic buying yang mengakibatkan masker harganya melejit hingga 10 kali lipat dan langka di pasaran, juga orang berebut menimbun bahan pokok," tambahnya.
Sebelumnya, Plt. Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo Ferdinandus Setu mengatakan bahwa pemerintah terus proaktif melakukan pemantauan atas beredarnya hoaks, disinformasi, dan kabar bohong terkait virus corona atau Novel Coronavirus (Covid-19).
"Kami kembali mengimbau warganet untuk ikut memantau penyebaran informasi seputar virus corona. Jika mendapatkan informasi yang diduga hoaks, disinformasi, atau kabar bohong, warganet dapat mengirim ke portal aduankonten.id, pesan WhatsApp di nomor 0811 922 4545, atau email di aduankonten@mail.kominfo.go.id," ucapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum