Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Otoritas Arab Saudi Tangkap Satu Lagi Anggota Kerajaan

        Otoritas Arab Saudi Tangkap Satu Lagi Anggota Kerajaan Kredit Foto: Reuters/Huseyin Aldemir
        Warta Ekonomi, Riyadh -

        Laporan media Amerika Serikat (AS) mengatakan, satu lagi sosok penting di Kerajaan Saudi ditahan atas dugaan rencana kudeta, Minggu (10/3/2020) waktu setempat. Dia adalah Pangeran Nayef bin Ahmed yang tidak lain adalah anak Ahmed bin Abdulaziz yang telah dilaporkan sebelumnya ditangkap.

        Pangeran Nayef bin Ahmed merupakan mantan kepala intelejen militer, yang kini menjabat di Kementerian Dalam Negeri Saudi. Secara terpisah, Wall Street Journal melaporkan pada Sabtu bahwa penyisiran tokoh-tokoh Saudi diperluas ke puluhan pejabat kementerian dalam negeri, perwira senior angkatan darat, dan lainnya yang dicurigai mendukung upaya kudeta.

        Baca Juga: Sehat, Kerajaan Saudi Konfirmasi Kondisi Raja Salman Usai 'Pembersihan Massal'

        Berita itu datang sehari setelah Wall Street Journal mengutip sumber yang akrab dengan masalah itu, tentang penangkapan tiga anggota senior kerajaan pada Jumat waktu setempat.

        Otoritas Saudi dilaporkan telah menangkap Pangeran Ahmed bin Abdulaziz, adik dari Raja Salman, dan Pangeran Mohammed bin Nayef, keponakan raja dan mantan pangeran mahkota. Para penjaga juga menahan saudara laki-laki Mohammed bin Nayef.

        Kendati demikian, hingga kini belum ada pernyataan resmi kerajaan tentang masalah ini. Menurut Direktur Eksekutif Pusat Arab di Washington DC, Khalil Jahshan, ada beberapa jenis desas desus tentang ketidakharmonisan dalam keluarga kerajaan.

        "Tetapi itu tidak membenarkan mereka ditangkap sebagai penjahat, dengan pasukan keamanan bertopeng datang ke rumah mereka dan menarik mereka keluar dari tempat tinggal pribadi mereka," ujar Khalil Jahshan dikutip Al Jazeera, Selasa (10/3/2020).

        Penangkapan saudara-saudara Raja Salman terjadi diduga sebagai akumulasi perilaku yang provokatif bagi kepemimpinan putra mahkota Saudi Mohamad bin Salman (MBS).

        Sumber yang dekat dengan masalah ini, yang tidak ingin menyebut jati dirinya karena tidak berwenang berbicara ke media, mengatakan, penangkapan ini mengirim pesan kepada siapa pun di keluarga kerajaan yang merasa kehilangan haknya: "Hentikan menggerutu dan melanggar batas, karena jika Pangeran Ahmed bisa ditangkap, pangeran mana pun bisa dan akan."

        Penahanan itu juga menimbulkan spekulasi tentang kesehatan Raja Salman yang kini memasuki usia 84 tahun, serta apakah suksesi MBS untuk naik takhta sudah dekat atau belum. Laman Middlde East Eye mengutip sumber-sumber mengatakan, penangkapan itu dimaksudkan untuk memudahkan transisi kekuasaan sehingga MBS dapat menjadi raja menjelang pertemuan G20 November, yang akan diadakan di ibu kota Saudi, Riyadh.

        "Dia ingin memastikan sementara ayahnya ada di sana, dia menjadi raja," kata satu sumber kepada situs berita online. Sumber-sumber itu juga mengatakan, kalau MBS khawatir Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mungkin tidak akan terpilih kembali dengan semua kandidat Demokrat menjadi pengkritik putra mahkota.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: