Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Turis di Bali Meninggal, Pemerintah Dihujani Kritikan Tajam

        Turis di Bali Meninggal, Pemerintah Dihujani Kritikan Tajam Kredit Foto: Antara/Fikri Yusuf
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pemerintah Daerah Bali mengatakan pemerintah pusat sudah mengetahui jika turis asal Inggris terinfeksi virus corona, namun Pemda tidak diberi tahu sampai turis perempuan tersebut meninggal.

        Sekretaris Daerah Bali, I Dewa Made Indra, yang juga kepala tim khusus Covid-19 Bali, mengatakan sebelumnya pihak berwenang di Jakarta sudah mengidentifikasi perempuan tersebut sebagai pasien nomor 25 dalam daftar yang dikeluarkan Selasa (10/3/2020) di Jakarta. Namun, ia mengatakan tidak diberitahu bahwa pasien tersebut berada di Bali.

        Made Indra mengatakan stafnya baru menemukan perempuan tersebut positif mengidap virus corona ketika meninggal, Rabu (11/3/2020) malam.

        "Hasil dari tes terhadap pasien tersebut masih belum tersedia, jadi statusnya adalah 'masih dalam pengawasan'," katanya.

        Baca Juga: 2 Bulan: Ribuan Warga Jatim Terserang DBD, 15 Nyawa Melayang

        Namun, menurut Achmad Yurianto, juru bicara resmi virus corona di Indonesia, para dokter di RS Sanglah di Bali sudah diberitahu bahwa perempuan berusia 50 tahunan tersebut memang positif terkena corona.

        "Segera setelah kami mengumumkan, informasi itu diberikan kepada dokter yang menangani. Ini adalah hal yang penting dilakukan," kata dr Yurianto. "Dokter tidak memiliki hak untuk menyembunyikan informasi dari pasien."

        Selasa malam, kepada wartawan, Achmad mengatakan ada 27 kasus corona di Indonesia. Angkanya sekarang meningkat menjadi 34 orang.

        Memiliki masalah kesehatan lain

        Perempuan berusia 53 tahun tersebut menjadi orang pertama yang meninggal karena Covid-19 di Indonesia. Suaminya mendampingi pasien tersebut ketika meninggal.

        Ia diketahui sudah memiliki beberapa masalah kesehatan sebelum meninggal, termasuk tekanan darah tinggi, diabetes, kelenjar gondok yang kurang berfungsi, dan masalah jantung.

        Perempuan asal Inggris ini tiba di Bali tanggal 29 Februari, dan ketika dicek suhu tubuhnya di bandara tidak menunjukkan gejala demam, namun beberapa hari kemudian menampakkan gejala yang mirip penyakit Covid-19.

        Sampel dari perempuan tersebut dikirim ke Jakarta karena tak ada rumah sakit atau klinik di Bali yang memiliki alat untuk menguji virus corona.

        Made Indra mengatakan hasil tes tersebut tidak disampaikan kepada pihak berwenang di Bali sampai pasien tersebut meninggal di Rumah Sakit Sanglah.

        "Ketika ia meninggal, kami berusaha konfirmasi dengan Kementerian Kesehatan di Jakarta dan diberitahu pasien ini masuk dalam daftar pasien Covid-19 yang sudah diumumkan sehari sebelumnya, sebagai pasien nomor 25," kata Made Indra.

        Komunikasi dipertanyakan

        Apa yang dikatakan Sekda Bali, I Dewa Made Indra menimbulkan pertanyaan mengenai pasien virus corona di Indonesia. Termasuk apakah pihak-pihak yang berkepentingan sudah diberitahu mengenai kondisi para pasien.

        Achmad Yurianto menolak menjelaskan di mana lokasi 33 pasien lainnya, kecuali mengenai adanya beberapa kasus di Jakarta yang sudah dibeberkan oleh pers sebelumnya.

        Pertengahan Februari seorang perempuan berusia 64 tahun, beserta anaknya yang berusia 31 tahun menderita sakit setelah melakukan kontak dengan seorang perempuan asal Jepang yang datang dari Malaysia, yang kemudian dites positif.

        Hampir semua dari 33 pasien positif diperkirakan adalah warga Indonesia.

        Pemerintah Indonesia sudah mengonfirmasi jika tiga pasien adalah warga negara asing, namun menolak menyebut asal negara mereka.

        Pemerintah juga menolak memberitahu dimana mereka dirawat, sepertinya khawatir menimbulkan kepanikan atau akan menimbulkan diskriminasi terhadap warga negara tertentu.

        Dari yang sudah positif, paling sedikit 17 di antaranya adalah 'kasus impor' di mana mereka adalah warga Indonesia yang baru kembali dari luar negeri dan diperkirakan mengidap virus saat di luar negeri.

        Seorang pria diduga menjadi kasus pertama penularan antarmanusia di Indonesia, namun pemerintah juga tidak menyebut asalnya dan juga di mana dia dirawat.

        Kritikan terhadap pemerintah

        Oleh beberapa kalangan, cara pemerintah Indonesia menangani penyebaran virus corona mendapat kritikan tajam.

        Banyak pertanyaan diajukan mengenai berapa orang yang sudah dites, seberapa akurat tes yang ada, dan langkah apa yang sudah dilakukan untuk melacak pergerakan mereka yang mengadakan kontak dengan pasien yang positif.

        Sampai minggu lalu, hanya sekitar 200 orang yang sudah pernah dites untuk mengetahui apakah mereka mengidap corona atau tidak, padahal Indonesia berpenduduk lebih dari 265 juta orang.

        Baca Juga: Jokowi Makin Ketar-ketir karena Corona, Tamu Istana Juga Disuguhi Jamu Presiden

        Bahkan sampai awal Maret, pemerintah Indonesia bersikeras bahwa tidak ada kasus positif virus corona yang ditemukan.

        Setelah kematian di kota asal virus, yakni Wuhan meningkat luar biasa, Indonesia tidak langsung melarang penerbangan dari dan ke China, termasuk beberapa penerbangan langsung ke Wuhan, seperti dari Bali.

        Sekitar 1,2 juta turis China mengunjungi Bali tahun lalu, dan ribuan orang di antara mereka masih berada di Bali, setelah penerbangan ke China dihentikan sejak awal Februari.

        Sejumlah media di Indonesia melaporkan sedikitnya ada sembilan pasien yang mengidap virus corona di Bali, termasuk warga asing.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: