Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ketje, Jabar Kembangkan Aplikasi Pelaporan dan Informasi COVID-19

        Ketje, Jabar Kembangkan Aplikasi Pelaporan dan Informasi COVID-19 Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat sedang mengembangkan aplikasi khusus berbasis android dan ios? penanganan dan pencegahan penyebaran COVID-19. Nantinya, masyarakat bisa melapor apabila mengalami atau menemukan orang terdekat dengan gejala COVID-19.

        ?Salah satu yang sedang kami kembangkan adalah Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat membuat aplikasi terkait COVID-19 di Jawa Barat,? kata Gubernur Ridwan Kamil (Emil) kepada wartawan, Senin (16/3/2020).

        Bagi warga yang menemukan informasi tinggal sampaikan via HP-nya tanpa harus menelepon atau melakukan pengecekan website.

        Baca Juga: Sempat Kontak dengan Menhub, Ridwan Kamil Dites Covid-19

        Baca Juga: Tak Tunda Ujian CBT Sektor Manufatur ke Korea, BP2MI Ngaku Tetap Waspada Corona

        ?Jadi, nanti kalau sudah selesai aplikasinya bisa di-download. Kemudian juga blasting informasi dari kami harian, update, sebaran, itu akan ada di aplikasi COVID-19 Jawa Barat ini,? tanbahnya

        Emil menyebutkan aplikasi tersebut menjadi bukti bahwa Pemda Provinsi Jabar transparan dalam melaporkan kondisi COVID-19 di Jabar.? Dia berharap aplikasi ini bisa segera selesai.?

        ?Jadi, warga tidak perlu khawatir. Memang berita-berita banyak hal yang meresahkan, tapi kami sangat optimistis dengan pola cepat tanggap, proaktif, responsif dengan teknologi dan koordinasi melalui satu pintu (Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jabar atau Pikobar) ini, insyaallah Jawa Barat bisa mengendalikan dengan cara yang sebaik-baiknya,? jelasnya.

        Sedangkan, untuk mencegah penularan COVID-19, Kang Emil juga mendorong masyarakat untuk melakukan tes proaktif bagi warga yang memiliki riwayat kontak dengan pasien positif atau telah bepergian dari negara terjangkit COVID-19.

        Untuk tes proaktif ini, UPTD Laboratorium Kesehatan (Labkes) Jabar berkoordinasi dengan Laboratorium Mikrobiologi dan Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Pusat Penelitian Nanosains dan Nanoteknologi Institut Teknologi Bandung (ITB). Hasil tes pun bisa diketahui dalam waktu empat sampai lima jam melalui dua tahapan teknis pemeriksaan per orang.

        ?Mulai kemarin kita sudah melakukan tes proaktif. Jadi, tidak menunggu dulu orang bergejala, masuk rumah sakit baru dicek. Hasilnya positif atau negatif (diserahkan) ke Pemerintah Pusat," paparnya.

        Tes proaktif tersebut sudah dilakukan kepada mereka yang terpantau dan tidak bergejala juga tapi patut diwaspadai untuk dites, salah satunya adalah klaster para perawat tenaga medik yang merawat pasien positif.

        ?Kemudian juga tenaga kerja asing (TKA) juga akan kita tes juga dan keluarga-keluarga dari pasien, sehingga kita doakan juga mudah-mudahan tidak ada yang positif. Tapi kalau ada yang positif berarti terjadi peredaran bukan hanya di orang-orang yang bergejala saja,? ujarnya.

        Untuk mencegah penularan yang lebih luas lagi, Pemdaprov Jabar pun melakukan penelusuran.?

        ?Saya juga mengeluarkan surat edaran peningkatan kewaspadaan terhadap risiko penularan COVID-19 kepada seluruh OPD. Penyelenggaraan yang berdampak pada pengumpulan massa juga studi banding ke dalam maupun ke luar negeri, seminar dan kegiatan sejenis lainnya supaya ditunda," tegasnya.

        Dihubungi terpisah, Wakil Ketua DPRD Jabar Achmad Ru'yat mengatakan, pihaknya mendukung penuh langkah cepat dan proaktif Pemda Provinsi Jabar dalam penanganan penyebaran COVID-19.

        "Terkait dengan status siaga 1 dan penerapan proaktif tes ini tentu memerlukan anggaran dan kami mendukung sepenuhnya langkah-langkah untuk tersedianya alokasi anggaran dengan memperhatikan mekanisme dan ketentuan berlaku," katanya.

        Achmad juga mengimbau kepada masyarakat untuk memperkuat kekebalan tubuh karena COVID-19 sulit masuk kepada tubuh yang prima.

        "Pada prinsipnya kami DPRD mengimbau seluruh masyarakat di Jabar untuk memperkuat kekebalan tubuh agar prima karena virus sulit menulari orang dengan kondisi yang prima,"pungkasnya.?

        Adapun, perkembangan terkini terkait Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang ada di Jabar.?

        Pada Minggu (15/3/20) pukul 09.30 WIB, ODP di Jabar berjumlah 706 orang, 448 orang di antaranya masih dalam tahap pemantauan dan 258 orang telah selesai melakukan isolasi pribadi.

        Sementara PDP berjumlah 82 orang, 28 orang di antaranya masih dalam proses pengawasan dan 54 orang telah dinyatakan negatif. Hingga kini jumlah pasien positif COVID-19 di Jabar berjumlah 7 orang.?

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: