Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Gawat, Jutaan Pekerjaan di Wilayah Ini Bakal Hilang Akibat PHK di Tengah Wabah Corona

        Gawat, Jutaan Pekerjaan di Wilayah Ini Bakal Hilang Akibat PHK di Tengah Wabah Corona Kredit Foto: Antara/Irwansyah Putra
        Warta Ekonomi, Bogor -

        Akibat penutupan bisnis di tengah wabah corona, pengusaha melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara masif di Amerika Serikat.

        Di New Jersey, 15 ribu orang mengajukan tunjangan pengangguran pada awal pekan ini, meningkat 12x lipat daripada pengajuan di situasi normal. Sementara itu, hampir 8 ribu pengajuan tunjangan terjadi di Connecticut, angkanya meningkat delapan kali lipat dari biasanya.

        "Klaim karena corona pun meningkat, dari 10 per 11 Maret, menjadi 6.282 pada 16 Maret," kata Pejabat Rhode Island, dilansir dari?Politicio, Rabu (18/3/2020).

        Baca Juga: Gara-Gara Corona, Sekitar 32 Ribu Karyawan Maskapai Penerbangan Ini Bakal Dipecat

        Lebih dari 45 ribu pekerja Ohio juga mengajukan tunjangan pengangguran selama seminggu terakhir. Menurut Departemen Pekerjaan dan Layanan Keluarga Ohio, jumlah itu meningkat hampir tujuh kali lipat dari seminggu sebelumnya.

        Senator Rob Portman berujar, "situasi ini mengindikasikan urgensi bagi Kongres untuk bertindak cepat."

        Menurut jajak pendapat NPR/Marist yang dilakukan akhir pekan lalu, 18% rumah tangga melaporkan pengurangan jam kerja karena corona. 21% pekerja yang terdampak merupakan wanita, sedangkan pria yang terdampak hanya 16%. Mereka yang bergaji di bawah US$50 ribu juga lebih terdampak dibanding yang memiliki gaji di atas US$50 ribu.

        "Resesi karena corona virus tidak terhindarkan," imbuh Direktur Penelitian di Institut Kebijakan Ekonomi, Josh Bivens.

        Ia memperkirakan setidaknya 3 juta pekerjaan akan hilang pada musim panas. Sementara itu, Asosiasi Perjalanan AS memproyeksikan 4,6 juta pekerjaan hilang di tahun ini, berisiko menambah tingkat pengangguran sampai 6,3%.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tanayastri Dini Isna
        Editor: Tanayastri Dini Isna

        Bagikan Artikel: