Price Waterhouse Coopers (PwC) Indonesia membenarkan ada seorang stafnya yang meninggal dunia di Rumah Sakit Persahabatan Jakarta, Minggu (22/3/2020). Namun, PwC belum bisa mengonfirmasi penyebab kematian stafnya.
Sebelumnya beredar di media sosial, staf tersebut diduga menjabat sebagai salah satu direktur. Pasien sempat dilarikan ke RSPI Sulianti Saroso, lalu dirujuk ke RS Persahabatan dengan gejala pneumonia berat yang diduga mengarah ke virus corona (Covid-19).
"Kami sangat sedih memastikan bahwa salah satu staf kami meninggal pada sore hari, Minggu, 22 Maret 2020, saat dirawat di RS Persahabatan. Kami belum menerima konfirmasi formal tentang penyebab kematian, tetapi mengingat perawatan yang ia jalani, kami merasa perlu untuk memberi tahu semua pemangku kepentingan tentang fakta dan keadaan serta respons kami," kata Senior Partner PWC Indonesia, Irhoan Tanudiredja.
Baca Juga: 6 BUMN Berduyun-duyun Sumbang Bantuan Tangkal Covid-19
Irhoan mengungkapkan almarhum terakhir bekerja di kantor pada Kamis (5/3/2020) atau lebih dari dua minggu yang lalu. PWC telah melakukan penelusuran kontak untuk semua staf dan klien yang berhubungan dengannya selama periode 2-5 Maret 2020. Kini sedang dalam proses menginformasikan semua yang diidentifikasi.
"Kami tidak mengetahui staf yang menunjukkan gejala serupa selama periode itu, jadi kami harap keputusan orang untuk melakukan isolasi diri, telah mengurangi risiko bagi orang lain," ujarnya.
Ia pun mengingatkan kepada siapa pun yang diidentifikasi telah melakukan kontak dengan almarhum untuk mengisolasi diri dan mencari perawatan medis. PwC Indonesia, sambungnya, telah menerapkan sejumlah langkah yang bertujuan melindungi karyawan dan klien sambil menyediakan layanan dengan standar tinggi.
Untuk mengurangi risiko bagi karyawan dan klien, sejak 2 Maret, staf PwC telah diminta untuk bekerja dari rumah. Bahkan sejak 16 Maret, telah wajib bekerja dari rumah, kecuali saat ada kebutuhan yang mendesak.
"Ini sesuai dengan rekomendasi pemerintah, dan kami memahami banyak klien kami mengikuti pendekatan serupa. Kami akan terus melayani klien kami dari jarak jauh," tambahnya.
Sebelumnya, beredar di media sosial riwayat penyakit pasien yang dikeluhkan sejak 6 maret. Awalnya, staf tersebut mengalami gejala food poisoning usai makan bersama keluarga dan langsung sakit. Pasien lalu mencoba minum obat dan vitamin.
Baca Juga: Masih Diselimuti Duka, Jokowi Kekeh Bahas Corona Bareng KTT G20
Tak kunjung sembuh, pada 13 Maret, pasien berobat ke dokter THT RS MMC dengan diagnosis infeksi tenggorokan. Masih belum sembuh, pasien berobat ke THT RS Husada Mangga Besar dengan diagnosis yang sama.
Pada 17 Maret, ia memutuskan untuk cek darah dan foto thorax paru di RS Mitra Keluarga Kemayoran. Hasil rontgen menunjukkan bercak putih di kedua paru dan dirujuk ke RSPI Sulianti Saroso.
Pada 19 Maret, pasien baru bisa masuk ruang isolasi pukul 04.00 WIB dan langsung diberikan bantuan pernapasan selang. 20 Maret 2019, pasien menjalani tes swab. Ia terus batuk, dada sesak dan sakit, butuh bantuan ventilator. Hingga pada 22 Maret, pasien dinyatakan meninggal dunia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: