Bank Indonesia (BI) menilai pandemi Covid-19 yang semakin meluas ke seluruh dunia telah berdampak pada meningkatnya risiko resesi perekonomian global pada 2020, meskipun pengaruhnya terhadap kepanikan pasar keuangan dunia berangsur-angsur mulai menurun.
"Risiko resesi ekonomi global pada 2020 dipengaruhi oleh penurunan permintaan serta terganggunya proses produksi antara lain akibat terbatasnya mobilitas manusia sejalan dengan kebijakan mengurangi risiko penyebaran Covid-19," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta.
Sejalan dengan risiko ini, pertumbuhan ekonomi negara maju seperti Amerika Serikat dan banyak negara di kawasan Eropa diprakirakan mengalami kontraksi pada 2020, meskipun berbagai kebijakan ultra-akomodatif dari kebijakan fiskal dan moneter telah ditempuh.?
Baca Juga: Covid-19 Gentayangi Ekonomi Nasional, Indonesia Siap-siap Resesi!
"Prospek pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang diprakirakan juga menurun," kata Perry.
Perry menyebutkan, risiko resesi ekonomi dunia terutama terjadi pada triwulan II dan triwulan III-2020, sesuai dengan pola pandemi Covid-19, dan diperkirakan akan kembali membaik mulai triwulan IV 2020.
"Pada 2021, pertumbuhan ekonomi dunia akan meningkat tinggi didorong dampak positif kebijakan yang ditempuh di banyak negara, selain karena faktor base effect," ungkapnya.
Sementara itu, kepanikan pasar keuangan dunia yang sempat meningkat tinggi pada Maret 2020, mulai berkurang pada April 2020, didukung sentimen positif atas berbagai respons kebijakan yang ditempuh oleh banyak negara.
Risiko pasar keuangan dunia yang berkurang seperti tercermin pada penurunan volatility index (VIX) dari 85,4 pada 18 Maret 2020 menjadi 41,2 pada 14 April 2020.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: