Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pemerintah Anak Emaskan Ojol, Sopir-sopir Angkutan Ancam Bakal...

        Pemerintah Anak Emaskan Ojol, Sopir-sopir Angkutan Ancam Bakal... Kredit Foto: Antara/Ampelsa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Komunitas sopir yang beroperasi di wilayah Pelabuhan Tanjung Priok berkumpul di Cilincing Jakarta Utara (16/4/2020). Para sopir terdiri dari pengemudi trailer, colt diesel, box, tronton, dan jenis angkutan lainnya.

        Mereka mendesak pemerintahan Joko Widodo untuk berlaku adil kepada seluruh pengemudi Indonesia. Pasalnya Pertamina hanya memberikan cashback sebesar 50% atas pembelian BBM kepada pengemudi ojek online saja.

        "Kebijakan Pertamina ini diduga merupakan pesanan segelintir menteri di kabinet Joko Widodo yang punya kepentingan pribadi dengan provider startup unicorn ojek online," kata Yulius Amo, Koordinator Komunitas Sopir Angkutan Pelabuhan Tanjung Priuk, melalui pesan singkatnya kepada redaksi Warta Ekonomi, Kamis (16/4/2020).

        Baca Juga: Wah Alhamdulillah, Sopir Angkot hingga Tukang Becak Dapat Gaji Rp1,8 Juta

        Sebab, menurut Yulius, bukan cuma pengemudi ojek online saja yang pendapatannya terkena dampak dari Covid-19, tapi para sopir kendaraan lain juga terpukul sama beratnya.

        Misalnya saja uang jalan yang mereka perlukan selama mengantar barang juga mengalami penurunan akibat mahalnya harga makanan dan minuman. Di sisi lain, ongkos untuk mengisi BBM kendaraan jauh lebih besar.

        Yulius bilang, "Mereka itu sistemnya jika mengantar barang dibekali uang jalan yang lebih banyak tergerus oleh biaya BBM yang digunakan."

        Karenanya, para sopir ini mendesak pemerintah agar juga memperhatikan nasib mereka dengan memberikan cashback BBM sebagaimana pengemudi ojek online dapatkan.

        "Kami Komunitas Sopir di Pelabuhan Tanjung Priuk akan menyerukan kepada seluruh sopir di pelabuhan seluruh Indonesia untuk melakukan gerakan lock down dengan melakukan aksi gantung kunci alias menghentikan untuk beroperasi," tandas Yulius.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rosmayanti
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: