Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sumpah?! Harta Orang Terkaya Singapura Nambah US$37,7 Juta Per 24 Jam, Sumbernya Cuan dari Saham...

        Sumpah?! Harta Orang Terkaya Singapura Nambah US$37,7 Juta Per 24 Jam, Sumbernya Cuan dari Saham... Kredit Foto: Freepik
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketika banyak orang kehilangan pekerjaan dan harta akibat wabah corona, harta orang terkaya di Singapura justru terus bertambah sebesar US$1 miliar setiap bulannya. Dialah pendiri dan CEO Shenzhen Mindray Bio-Medical Electronics, yakni Li Xiting

        Dilansir dari South China Morning Post, tambahan sebesar itu didapat Li seiring dengan harga saham perusahaan perangkat medis miliknya yang melesat hingga nyaris 50% di saat pandemi seperti sekarang ini. 

        Baca Juga: Berkat Facebook, Pemilik Kilang Minyak Terbesar Ini Salip Jack Ma Jadi Orang Terkaya Asia

        Berdasarkan data Bloomberg, kekayaan Li tahun ini meningkat US$4,3 miliar menjadi US$13,5 miliar. Artinya, dalam waktu 24 jam, kekayaan Li bertambah dengan rata-rata sebesar US$37,7 juta setiap 24 jam. Dengan kekayaan yang tak ada habisnya, Li bertahan menjadi orang terkaya di Singapura sejak tahun 2018 silam.

        Sebagai informasi, saham Mindray mengalami kenaikan signifikan sejak pandemi corona pertama kali dilaporkan di Hubei, China. Hingga Kamis (23/04/2020), saham Mindrey diperdagangkan dengan angka mendekati rekor tertingginya, yakni 270,52 yuan dengan capaian nilai kapitalisasi pasar sebesar 329 miliar yuan atau setara dengan US$46,5 miliar.

        Baca Juga: Gurita Bisnis Pemilik Hotel Garden Palace Tersambar Corona: Dari Bisnis Hotel, Restoran, Sampai...

        "Pesanan untuk produk kami meningkat tajam pada bulan Maret. Kami menerima pesanan dari 100-an negara untuk perangkat medis kami untuk memerangi pandemi," jelas manajemen Mindrey ekpada South China Morning Post.

        Mindrey mengaku, pihaknya menerima pesanan paling tidak 10.000 ventilator dari Italia, negara dnegan kasus tertinggi di dunia. Tidak seperti masker bedah dan bentuk pakaian pelindung lainnya yang telah menarik investasi ratusan perusahaan mulai dari pembuat pakaian hingga pengembang real estat, produksi ventilator medis sangat terspesialisasi karena sifat teknisnya dan kurangnya komponen penting.

        Baca Juga: Karyawannya di China Sudah Masuk Kantor, Bill Gates Harap Bisa Jadi Contoh Kembalikan Perekonomian

        Seorang pejabat di Kementerian Industri dan Tekonologi Informasi China, Xu Kemin, mengatakan bahwa pabrik-pabrik di China mampu memproduksi 2.200 ventilator setiap pekan atau setara dengan 20% dari kapasitas global. Sejumlah 1.700 ventilator telah dieskpor China ke negara-negara lain dalam kurun waktu 19 hingga 29 Maret 2020. Hal itu juga diamini oleh Kepala Eksekutif Shanghai Junhanxi, James Liu.

        "Ada bar tinggi untuk bisnis ventilator. Semua orang berebut ventilator medis sekarang karena pesanan dari pasar luar negeri melonjak, tetapi tidak mudah bagi pemain yang ada untuk meningkatkan pasokan," tegas James Liu.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: