Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        500 Karyawan Pabrik Sampoerna di Surabaya Diliburkan, 98 Pekerja Terindikasi Positif Corona

        500 Karyawan Pabrik Sampoerna di Surabaya Diliburkan, 98 Pekerja Terindikasi Positif Corona Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Bogor -

        Uji diagnostik cepat (rapid test) terhadap pekerja pabrik rokok PT HM Sampoerna Tbk di Surabaya telah digelar oleh Tim Pelacak Kontak Gugus Tugas COVID-19 Jawa Timur, setelah dua karyawan di sana meninggal akibat COVID-19.

        Hasilnya 98 pekerja PT HM Sampoerna reaktif atau positif terindikasi terpapar corona. Sebagian mereka besar masih diisiolasi. Mereka masih menjalani uji swab dengan metode PCR untuk memastikan positif Covid-19 atau tidak.

        "Kami sudah dalami ini lagi sumbernya dari mana tertularnya. Yang jelas 91 yang isolasi dan 7 yang dirawat inap. Jadi totalnya 98 yang reaktif usai di-rapid test," kata Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Covid-19 Jatim, dr Kohar Hari Santoso, Jumat (1/4/2020).

        Baca Juga: Corona di Sampoerna, 63 Pekerja di Pabrik Wilayah Ini Positif, 100 Diisolasi

        Menurut Kohar, pihaknya sudah melakukan upaya tracing setelah mengetahui ada kasus virus corona di pabrik rokok PT Sampoerna di Jalan Rungkut, Surabaya.

        Pabrik sudah melakukan evaluasi pada ring 1 atau yang kontak langsung dengan 2 pekerja yang meninggal akibat corona serta ring 2 yang tidak kontak langsung.

        "Kami melakukan pemeriksaan rapid test, mereka terindikasi reaktif dan sudah diisolasi di Surabaya, dan sudah dilakukan swab, semoga hasilnya tidak mengkhawatirkan kemudian tinggal observasi saja," papar Kohar.

        Kasus virus corona pertama kali diketahui di pabrik rokok PT HM Sampoerna oleh Gugus Tugas pada 21 April 2020. Kemudian dilakukan penanganan tracing dan rapid test, termasuk meliburkan 500 karyawan yang ada di pabrik tersebut, serta dilakukan penyemprotan disinfektan.

        "Mereka sebenarnya relatif terkumpul di tempat tinggal, kos-kosannya, sehingga relatif mereka saja, areanya relatif terlokalisir," tukas Kohar.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Tanayastri Dini Isna

        Bagikan Artikel: