Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sampoerna Catat Penjualan Rp83,7 Triliun, Tekanan Laba Mulai Melandai pada 2025

Sampoerna Catat Penjualan Rp83,7 Triliun, Tekanan Laba Mulai Melandai pada 2025 Kredit Foto: Uswah Hasanah
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) melaporkan kinerja keuangan hingga kuartal III/2025 dengan mencatat penjualan bersih sebesar Rp83,7 triliun, turun 5,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Di tengah penurunan penjualan, perusahaan menilai tekanan laba mulai mereda seiring stabilisasi pasar dan perbaikan bertahap pada permintaan.

Sampoerna membukukan laba bersih Rp4,5 triliun sepanjang Januari–September 2025, turun 13,7% secara tahunan. 

Meski masih terkontraksi, capaian tersebut menunjukkan perbaikan dari semester I/2025 ketika laba bersih perusahaan sempat turun hingga 36% YoY. 

Baca Juga: Tidak Naik di 2026, Keputusan Purbaya Soal Cukai Rokok Jadi Angin Segar bagi Petani dan Industri

Penurunan daya beli konsumen dewasa, pergeseran ke produk harga lebih rendah, serta peredaran rokok ilegal disebut sebagai faktor utama yang membebani kinerja perseroan.

“Di tengah tantangan dan dinamika industri, Sampoerna tetap konsisten menjalankan strategi bisnis serta terus berinovasi untuk memperkuat kualitas produk dan portofolio lintas segmen,” ujar Presiden Direktur Sampoerna, Ivan Cahyadi, dalam Paparan Publik di Jakarta, Rabu (3/12/2025). 

Ia menambahkan bahwa kebijakan pemerintah mempertahankan tarif cukai tahun ini dan tahun depan memberi ruang bagi industri legal untuk menjaga stabilitas.

Baca Juga: DPR dan Pengamat Nilai Moratorium Cukai Rokok sebagai Langkah Realistis Jaga Stabilitas Fiskal dan Tenaga Kerja

Dari sisi volume, Sampoerna mencatat penjualan 59,4 miliar batang dengan pangsa pasar 30,9% hingga akhir kuartal III. Portofolio produk perseroan tetap mendominasi seluruh segmen industri hasil tembakau, baik Sigaret Kretek Mesin (SKM) maupun Sigaret Kretek Tangan (SKT).

Selain produk konvensional, perusahaan memperluas portofolio di kategori bebas asap seperti IQOS, VEEV, ZYN, dan BONDS. Sepanjang tahun, Sampoerna meluncurkan produk tembakau dipanaskan BLENDS, varian TEREA Riviera Pearl, serta memperluas distribusi BONDS ke lebih banyak kota besar.

Dari sisi kontribusi ekonomi, kegiatan operasional Sampoerna menyerap lebih dari 90.000 tenaga kerja, termasuk melalui 43 Mitra Produksi Sigaret (MPS) dan jaringan perusahaan di sektor hulu yang melibatkan lebih dari 19.500 petani tembakau dan cengkih. 

Studi Litbang Kompas 2025 menunjukkan aktivitas perseroan menghasilkan dampak ekonomi sekitar Rp204,1 triliun per tahun, setara 1% Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

Perusahaan juga mencatat efek pengganda ekonomi (multiplier) sebesar 1,7 kali, di mana setiap Rp1.000 dari aktivitas bisnis Sampoerna berkontribusi pada pergerakan nilai ekonomi hingga Rp1.700. Kontribusi tersebut mencakup dampak langsung bagi pekerja, petani, dan mitra usaha, serta aliran ekonomi ke sektor-sektor terkait.

Ivan menegaskan bahwa perusahaan akan melanjutkan penguatan portofolio multi-kategori dan inisiatif pemberdayaan ekonomi untuk menjaga ketahanan bisnis.

“Dukungan pemerintah dan penegakan hukum terhadap rokok ilegal menjadi kunci menjaga keberlanjutan industri hasil tembakau legal,” ujarnya.

Sampoerna memastikan strategi transformasi dan inovasi tetap menjadi fondasi untuk menjaga stabilitas kinerja hingga akhir tahun.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: