Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Meski Pendapatan Apple Lampaui Ekspektasi Analis, Tim Cook: Masih Ada Ketidakpastian

        Meski Pendapatan Apple Lampaui Ekspektasi Analis, Tim Cook: Masih Ada Ketidakpastian Kredit Foto: Reuters/Thomas Peter
        Warta Ekonomi, Bogor -

        Apple Inc melaporkan penjualan dan keuntungan di atas ekspektasi analis Wall Street, bersamaan dengan penjualan di China yang mulai pulih.

        Meski begitu, CEO Tim Cook menilai, prediksi terhadap hasil keseluruhan pada kuartal saat ini tak bisa dilakukan, karena ketidakpastian akibat corona masih ada.

        "Daripada berpura-pura dapat memproyeksikannya, kita lebih memilih mengaku tak memiliki visibilitas untuk melakukannya saat ini," kata Cook, dikutip dariĀ Reuters, Jumat (1/5/2020).

        Baca Juga: Corona Bawa Berkah Bagi Petani Kaki Gunung Rinjani, Ekspor Cabai ke Jepang Sampai 8,4 Ton!

        Beberapa perusahaan Amerika yang beroperasi secara global, seperti Apple, memang telah terkena dampak corona. Bagi Apple misalnya, wabah itu membuat penjualan iPhone menurun pada kuartal I karena sejumlah toko ritelnya mesti ditutup demi memutus rantai penyebaran corona.

        China merupakan pasar utama bagi Apple, berkontribusi 1/6 dari keseluruhan penjualan dan menjadi basis pabrik kontrak Apple. Karena itu, perusahaan mulai membuka toko di sana pada pertengahan Maret. "Daripada bulan sebelumnya, kami melihat peningkatan signifikan pada Maret dan April," imbuh Cook.

        Apple melaporkan penjualan keseluruhan senilai 58,3 miliar dolar dan laba $2,55 per saham untuk kuartal yang berakhir pada bulan Maret, meningkat daripada tahun lalu, menurut data IBES dari Refinitiv.

        Cook bilang, "lima minggu pertama dari kuartal I merupakan waktu yang luar biasa, di mana kami tumbuh sangat cepat, antara 63 miliar-67 miliar dolar AS."

        Namun, itu semua berubah ketika corona datang. Toko ritel Apple di luar China daratan, termasuk Hong Kong, Taiwan, dan Korea Selatan masih tutup. Sementara itu, toko ritel di Austria dan Australia akan dibuka dalam satu-dua minggu pada awal Mei.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tanayastri Dini Isna
        Editor: Tanayastri Dini Isna

        Bagikan Artikel: