Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Demi Atasi Perubahan Harga yang Dinamis, Petani Sawit di Wilayah Ini Gagas Koperasi Simpan Pinjam!

        Demi Atasi Perubahan Harga yang Dinamis, Petani Sawit di Wilayah Ini Gagas Koperasi Simpan Pinjam! Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jambi -

        Tak dapat dipungkiri, dalam beberapa tahun belakangan ini, pengelola lahan perkebunan kelapa sawit skala kecil (petani sawit swadaya) semakin sulit memprediksi tren ekonomi yang dinamis.

        Tahun 2018 dan 2019 merupakan tahun berat bagi petani yang mana harga TBS (tandan buah segar) sawit berada di level terendah yakni USD 470/MT. Kondisi ini mengakibatkan gairah petani untuk memelihara tanaman kelapa sawitnya juga mengalami penurunan.

        Karena itu, petani mencari alternatif lain demi bertahan hidup dengan membangun ekonomi mandiri, seperti peluang usaha non-sawit untuk meningkatkan produktivitas dari kebun yang ada. Untuk mewujudkan rencana tersebut tidaklah mudah sebab dibutuhkan lembaga keuangan yang dapat membantu petani melalui sistem kredit nan ramah bagi petani.

        Baca Juga: Di Tengah Wabah, Begini Kondisi Industri Kelapa Sawit di Aceh

        Baca Juga: Warbiasa! Helm dari Tankos Sawit Miliki Daya Benturan Menggigit

        Bank merupakan salah satu dari sekian banyak lembaga keuangan di Indonesia yang mampu memberikan suntikan dana, namun untuk mengakses pinjaman dari bank tersebut masih sulit bagi petani.

        Berlatar belakang kondisi itu, para petani kemudian melakukan konsolidasi gagasan untuk membangun kekuatan ekonomi melalui pengumpulan modal yang berasal dari petani itu sendiri.

        Gerakan itu bertujuan membentuk wadah ekonomi yang kuat dan mandiri supaya ke depan mampu menopang inovasi dari petani kelapa sawit. Sesudah diskusi panjang lebar, petani di Desa Tanjung Benanak, Kecamatan Merlung, Kabupaten Jabung Barat pada tahun 2011 bersepakat untuk membentuk Gapoktan yang ketika itu diinisiasi oleh 5 orang.

        Dalam perjalanannya, Gapoktan tersebut berubah menjadi KSP (Koperasi Simpan Pinjam). Hingga saat ini, KSP Desa Tanjung Benanak sudah mempunyai 532 anggota yang tersebar di desa-desa transmigrasi lain seperti Desa Tanjung Makmur, Desa Bukit Harapan, Desa Lampisi, Desa Cinta Damai dan juga ada yang berasal dari Karyawan PT Asian Agri maupun PT Seruni. Tujuan utama dari KSP didirikan adalah untuk menjembatani petani dalam mengakses permodalan demi menciptakan masyarakat sejahtera dan mandiri secara berkelanjutan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ellisa Agri Elfadina
        Editor: Tanayastri Dini Isna

        Bagikan Artikel: