Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Negara Mau Cetak Sawah Baru, KPA: Jangan Ada Agenda Bagi-bagi Proyek!

        Negara Mau Cetak Sawah Baru, KPA: Jangan Ada Agenda Bagi-bagi Proyek! Kredit Foto: Agus Aryanto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sekretaris Jenderal Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika mengingatkan pemerintah untuk tidak memiliki angenda terselubung di balik pembangunan sawah baru untukĀ  mengatasi ancaman krisis pangan di tengah pandemi virus corona atau Covid-19.

        Ia menyebut agenda terselubung yang dimaksud adalah motif menyelamatkan perusahaan kontraktor yang lesu maupun dikerjakan oleh institusi TNI untuk memperoleh proyek pembuatan cetak sawah.

        "Jika terjadi, ini ironi di tengah krisis berlapis masyarakat kelas bawah," katanya dalam keterangan pers yang diterima, Rabu (6/5/2020).

        Baca Juga: Jokowi Masih Sebut Pertumbuhan Ekonomi RI Relatif Baik, Bukannya Nyungsep?

        Baca Juga: Ahok dan Jokowi Pernah Dapat Boneka dari Didi Kempot

        Lanjutnya, ia pun menyarankan agar pemerintah ikut melibatkan apra petani dalam pembangunan sawah baru untuk mengatasi kelangkaan pangan.

        Menurutnya, dengan melibatkan rakyat dalam pencetakan sawah dapat menciptakan penyerapan tenaga kerja yang lebih luas dan berkeadilan. Terlebih, kekinian banyak masyarakat yang kehilangan lapangan pekerjaan seperti buruh yang di PHK maupun pekerja harian yang semakin terjepit.

        "Jika dilibatkan secara penuh, petani, peladang tradisional, nelayan, peternak sesungguhnya mampu dan sanggup bergotong-royong mendukung negara mencapai kedaulatan pangan," ujarnya.

        Ia juga menambahkan tentang janji redistribusi tanah dalam kerangka reforma agraria, termasuk penyelesaian konflik agraria struktural berkepanjangan.

        "Itulah pentingnya program solusi atas defisit pangan tidak parsial dan terpisah dari agenda reforma agraria atau redistribusi lahan bagi rakyat." tukasnya.

        Diketahui, dalam rapat terbatas terkait stok kebutuhan pangan pokok pada 28 April lalu, Presiden Jokowi menyatakan bahwa stok sejumlah komoditas pangan domestik ternyata mengalami defisit di berbagai daerah.

        Bahan pokok yang mengalami defisit di banyak provinsi adalah stok beras, jagung, cabai besar, cabai rawit, bawang putih, bawang merah, telur ayam, dan gula pasir.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: