Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan realisasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di kuartal I-2020 yang sebesar 2,97 persen secara tahunan (year on year/yoy) masih relatif baik jika dibandingkan dengan sejumlah negara yang perekonomiannya terkontraksi hingga ke level negatif.
Dalam Sidang Kabinet Paripurna, melalui konferensi video dari Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (6/5/2020).
Jokowi menjelaskan Pertumbuhan Ekonomi di Tanah Air masih bergerak di level positif, sedangkan banyak negara maju mengalami kontraksi Produk Domestik Bruto, misalnya China yang terjerembab di minus 6,8 persen.
Baca Juga: Resmi!! Jokowi Teken Perpres Gaji Dewas KPK, Nominalnya Bikin Sesak Dada
Baca Juga: Jokowi: Duka Cita untuk Didi Kempot dan Sobat Ambyar
“Coba kita lihat beberapa negara yang kontraksi dan tumbuh negatif, China turun dari plus enam persen menjadi minus 6,8 persen, artinya secara tahunan (year on year/yoy), delta 12,8 persen, Prancis deltanya 6,25 persen. Minus, Hong Kong delta 5,9 persen, Italia delta 4,95 persen tumbuh negatif,” jelasnya.
Namun, Kepala Negara mengakui secara kuartal ke kuartal pertumbuhan ekonomi Indonesia memang lebih lambat dibandingkan kuartal IV-2019 yang sebesar 4,97 persen. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di kuartal I tahun ini secara kuartalan terkontraksi di sekitar 2,41 persen (quarter to quarter/q-to-q) dibandingkan triwulan IV-2019.
"Turun delta 2 persen. lebih lambat dibandingkan pertumbuhan di kuartal IV-2019, yang tumbuh 4,97 persen," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil