Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kolesterol: Tidak Terdeteksi dalam Minyak Sawit!

        Kolesterol: Tidak Terdeteksi dalam Minyak Sawit! Kredit Foto: Antara/Aswaddy Hamid
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sudah tidak asing terdengar di telinga bahwa minyak sawit dipercaya oleh banyak masyarakat Indonesia sebagai bahan pangan jahat yang mengandung kolesterol. Dengan kepercayaan tersebut, tak jarang pula masyarakat Indonesia memilih untuk menghindari mengonsumsi minyak sawit.

        Namun, anggapan tersebut terpatahkan oleh hasil analisis minyak sawit merah alami Salmira. Minyak sawit merah alami (virgin red palm oil/VRPO) merupakan minyak sawit yang diproses dengan suhu rendah tanpa dirafinasi dan tidak difraksinasi. Komposisi asam lemaknya dan kandungan nutrisinya masih tetap utuh.

        Baca Juga: Tjakep! Di Tengah Pandemi, Nilai Ekspor Sawit Tetap Bersemi

        Berdasarkan hasil dua kali analisis di laboratorium terakreditasi PT Saraswanti Indo Genetech di Bogor pada tahun 2018 dan 2020, kandungan kolesterol di VRPO Salmira dinyatakan tidak terdeteksi. Hal ini mengidikasikan bahwa minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) sebagai bahan baku industri pangan dan nonpangan tidak mengandung kolesterol. Citra buruk kandungan kolesterol dalam minyak sawit dan minyak kelapa sengaja diciptakan di Barat karena semata-mata persaingan dagang minyak nabati seperti minyak kedelai, jagung, bunga matahari, dan rapeseed.

        Mengacu pada hasil analisis tahun 2020 ini, diketahui bahwa VRPO mengandung lemak jenuh dan lemak tak jenuh yang seimbang. Dari hasil penelitian ditemukan kandungan lemak tak jenuh dalam VRPO yakni sebesar 51,09 persen, terdiri dari lemak tidak jenuh ganda 9,88 persen dan lemak tidak jenuh tunggal 41,21 persen, sedangkan kandungan lemak jenuhnya sebesar 48,72 persen.

        Dalam lemak jenuh VRPO tersebut, terkandung asam palmitat yang berfungsi untuk melindungi paru-paru. Sementara, di dalam lemak tak jenuh terkandung Omega-9, Omega-6, dan Omega-3 yang dibutuhkan tubuh.

        Selain itu, kandungan protein dan kabohidrat di VRPO Salmira adalah 0 persen sehingga membuat bahan ini cocok untuk keperluan diet keto. Kadar air VRPO Salmira hanya 0,19 persen. Standar kadar air CPO yang dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit menurut SNI-1992 maksimum 0,45 persen.

        Sekarang, lupakan kontroversi terkait lemak jenuh dan tidak jenuh tersebut karena faktanya tubuh kita tidak bisa terlepas dari kebutuhan asupan lemak jenuh. Sejak lahir, Tuhan Yang Maha Esa sudah menciptakan air susu ibu (ASI) dengan kandungan lemak jenuh tinggi. Tidak hanya itu, cokelat yang kandungan lemak jenuhnya jauh lebih tinggi daripada minyak kelapa sawit disukai oleh bangsa Eropa dan Amerika.

        Virgin Coconut Oil (VCO) yang notabene memiliki kandungan lemak jenuh mendekati 100 persen tetap digandrungi masyarakat karena nilai manfaat dari asam laurat yang dikandungnya tinggi. Lalu, mengapa kandungan lemak jenuh dan tidak jenuh dalam minyak kelapa sawit masih diperdebatkan?

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ellisa Agri Elfadina
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: