Permintaan Anjlok Karena COVID-19, Aplikator Taksi Daring Ini Babak Belur Sampai PHK Ratusan Orang
Uber Technologies Inc telah memangkas sekitar 600 pekerjaan di India karena COVID-19 menghancurkan permintaan untuk layanan taksi daringnya.
Langkah itu juga merupakan bagian dari upaya pengurangan tenaga kerja global sebesar 23%, menyusul PHK yang baru-baru ini perusahaan lakukan.
"Kami akan fokus pada bisnis inti, yakni transportasi dan pengiriman makanan, serta memotong pekerja secara global demi meraih profit di tengah corona," kata Uber, dikutip dariĀ Reuters, Rabu (27/5/2020).
Baca Juga: Dalam New Normal, 6 Kegiatan Ini Bakal Alami Perubahan, Sudah Terjadi Sejak Ada PSBB!
Baca Juga: Wow, Panggilan Video Lewat Instagram Bisa Buat 50 Orang!!
Karyawan korban PHK akan menerima pembayaran minimum 10 minggu, perlindungan asuransi kesehatan selama enam bulan ke depan dan bantuan lain.
Presiden Uber India dan Asia Selatan, Pradeep Parameswaran berujar, "dampak COVID-19 dan pemulihan yang tak pasti membuat Uber India tak punya pilihan selain mengurangi jumlah tenaga kerja."
Bisnis tak daring di India berhenti pada akhir Maret karena pemerintah membelakukan karantina nasional. Karantina itu telah mereda, tetapi perusahaan di seluruh sektor masih mengatasi tantangan karena menurunnya permintaan.
Saingan Uber di India, Ola, juga memangkas sekitar 1.400 pekerjaan karena pendapatannya anjlok hingga 95% dalam beberapa bulan terakhir.
Lebih lanjut, Uber tak menyebut rincian jumlah pekerjanya di India. Namun, narasumber anonim mengatakan Uber memiliki sekitar 2.400-2.500 karyawan sebelum PHK.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: