Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        New Normal, Kementan Bahas Pendidikan Pertanian Bersama Sujiwo Tejo

        New Normal, Kementan Bahas Pendidikan Pertanian Bersama Sujiwo Tejo Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kebijakan New Normal yang menjadi wacana pemerintah Indonesia akibat Covid-19 saat ini perlu ditelaah dengan melibatkan praktisi, akademisi, dan pemangku kebijakan lintas sektor.

        Dalam hal ini, Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian mengundang budayawan Sujiwo Tejo dalam webinar bertajuk Penguatan Peran Pendidikan Pertanian di Era Covid-19 pada Kamis (28/05).

        Baca Juga: Tinjau Pasokan Pangan Maluku, Menteri Pertanian Sambangi Pasar Mitra Tani

        “Pandemi Covid-19 secara langsung maupun tidak langsung telah meluluhlantakkan sistem pertanian kita saat ini, baik produksi maupun distribusi. Oleh sebab itu, kita harus bekerjasama. Pangan kita tidak boleh bermasalah." ujar Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Dedi Nursyamsi saat membuka acara.

        "Segala upaya sama-sama kita lakukan untuk meningkatkan produksi, baik melalui inovasi teknologi, infrastruktur, serta SDM yang berkualitas,” lanjut Dedi Nursyamsi. 

        Dedi menambahkan, ia berharap para pengajar dapat memompa semangat peserta didik dalam mengelola pertanian.

        “Dengan segala keterbatasan di tengah pandemi ini, guru, dosen, dan para widyaiswara diharapkan dapat memompa semangat para peserta didiknya dalam mengelola pertanian karena pertanian tidak boleh berhenti,” imbuh Dedi. 

        Sementara itu Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) berulang kali menegaskan pentingnya percepatan tanam dan pemanfaatan lahan kosong untuk ditanami tanaman yang cepat panen di masa pandemi Covid-19. Selain itu, penguatan peran pendidikan vokasi juga dinilai tak kalah penting guna menghasilkan SDM yang mandiri, profesional, dan berdaya saing. 

        "Covid dan vokasi adalah bagian dari cerita baru dunia, di mana Covid mengubah ke arah yang lebih digital dan berbasis teknologi.” ujar Mentan Syahrul.

        Dalam webinar tersebut, Sujiwo Tejo menjelaskan definisi new normal versinya serta menekankan bahwa semua hal yang ada di alam adalah paradoks. Tugas pendidikan adalah bagaimana menghadapi paradoks tersebut. 

        “Menurut versi saya, kondisi new normal yaitu kondisi ketika pertumbuhan atau penyebaran virus setiap harinya stabil di angka yang sama, namun kita tidak bisa kembali ke normal sehingga diterapkanlah new normal ini. Katakan jika new normal yang mungkin bagi pekerja ialah pendapatan berkurang. Pertanyaannya, apakah dengan pendapatan yang berkurang tersebut kita tetap bekerja all out? Saya jadi ingat ajaran semar yaitu tadah, pradah, ora wegah. Tadah artinya tidak ada doa selain alhamdulillah (bersyukur). Pradah artinya ketika dia komit, dibayar berapapun dia akan all out. Ora wegah artinya tidak pilih-pilih dan tidak setengah-setengah,” jelasnya.

        Sujiwo kembali menambahkan bahwa tugas pendidikan adalah bagaimana menghadapi paradoks tersebut.

        “Semua hal yang ada di alam adalah paradoks. Tugas pendidikan adalah bagaimana menghadapi paradoks tersebut. Hadirnya Covid-19 ini mencontohkan banyak paradoks dalam kehidupan, seperti semakin dekat hubungan dengan seseorang, semakin menjauh. Paradoks bagi pendidik saat ini ialah bagaimana mereka bisa all out bekerja di tengah pandemi?” imbuhnya.

        Lebih lanjut, Sujiwo ingin manusia kembali sadar bahwa kita (manusia) bukanlah yang terpenting di alam ini.

        “Covid-19 menyadarkan kita bahwa kita (manusia) bukan yang terpenting di alam, tetapi yang berbeda. New normal sektor pertanian ke depan saya harap meskipun sudah menggunakan teknologi canggih, tetap tidak melupakan keseimbangan alam dan mengesampingkan tradisi. Karena tradisi menghidupi sekitar. Kebijakan paling ideal adalah kolaborasi budaya, agama, dan negara.” lanjut Sujiwo Tejo lagi. (VNL)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: