Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj menilai demokrasi AS saat ini tengah sekarat, sebab negara adidaya itu bergejolak atas kasus kematian pria kulit hitam, George Floyd. Said mengatakan demikian karena selama ini negeri Paman Sam itu selalu tampil bak polisi demokrasi dunia.
Baca Juga: Ssst..! Amerika Serikat Bayar Puluhan Juta Dolar ke Rusia untuk Eksekusi Misi Ini
"Kampanye hitam Trump di musim kampanye Pilpres AS yang rasis menunjukkan sentimen negatif terhadap imigran kulit warna dan kaum Muslim, telah menabung bara api yang meledak dalam kerusuhan rasial sekarang," kata Said Aqil dalam video yang diunggah akun Instagram @saidaqilsiroj53 dikutip dari VIVAnews pada Minggu, 7 Juni 2020.
Said menyinggung demokrasi AS yang sekarat karena menghasilkan pemimpin konservatif ke titik anti-klimaks dengan retorika politik liberal.
Menurutnya, ada perubahan haluan yang drastis dari Presiden AS sebelumnya yang diusung Partai Demokrat yaitu Barack Obama ke Donald Trump yang diusung Partai Republik. Ia bilang hal ini menunjukkan pondasi demokrasi AS tak sekokoh seperti yang didengung-dengungkan.
Ia menambahkan NU menolak penyeragaman demokrasi liberal ala AS sebagai satu-satunya sistem terbaik untuk mengatur negara dan pemerintahan. Maka itu, Indonesia menurutnya tak perlu membesar-besarkan AS dalam urusan praktik demokrasi.
"Indonesia tidak perlu membebek Amerika dan negara manapun untuk membangun demokrasi yang selaras dengan jati diri dan karakter bangsa Indonesia," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: