Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pengunjuk Rasa Anti-Rasisme di Inggris Incar Patung Pedangan Budak yang Hidup di Abad ke-17

        Pengunjuk Rasa Anti-Rasisme di Inggris Incar Patung Pedangan Budak yang Hidup di Abad ke-17 Kredit Foto: Reuters/Jeenah Moon
        Warta Ekonomi, London -

        Ribuan demonstran pada Minggu (7/6/2020) menghadiri unjuk rasa anti-rasisme di Bristol, Inggris, yang dipicu oleh kematian George Floyd, pria kulit hitam yang tewas saat ditahan oleh polisi di Minneapolis, Amerika Serikat (AS) bulan lalu.

        Pengunjuk rasa merobohkan patung di Colston Avenue, yang didirikan untuk menghormati Edward Colston, seorang pedagang budak yang kapalnya mengirim sekira 80.000 pria, wanita dan anak-anak dari Afrika ke Amerika antara 1672 dan 1689.

        Baca Juga: Hongkong Ikut-ikutan Demo Kematian George Floyd

        Ingatan tentang Colston telah memecah Kota Bristol selama bertahun-tahun. Beberapa pihak berpikir bahwa sejarah tidak dapat diubah dan mereka harus hidup dengan mengingatnya, sementara yang lainnya berkampanye agar nama Colston dihapus dari jalan, sekolah, dan tempat-tempat di Bristol.

        Diwartakan BBC, ada rasa frustrasi di antara orang-orang yang berkumpul pada protes tersebut, sebagian karena patung Colston masih berdiri pada 2020, tetapi juga karena patung itu hanya ditutupi dengan kanvas untuk protes.

        Patung itu jadi sasaran lemparan telur, kanvas penutupnya dirobek dengan beberapa orang mengatakan mereka ingin melihat mata lelaki itu. Dalam waktu singkat tali segera diikat di sekitar monumen perunggu dan proses merobohkannya pun dimulai.

        Setelah penutup dilepas, tiga orang demonstran naik ke atas patung untuk mengikat dua tali di kepala.

        Tiga puluh detik kemudian patung itu telah tergeletak di tanah. Banyak yang berdiri di atas patung yang dirobohkan itu, yang lain memegang spanduk Black Lives Matter memanjat tiang tempat patung itu berdiri.

        Tidak ada banyak kegembiraan ketika patung itu menyentuh tanah sebagai kemarahan, tetapi orang banyak belum selesai dengan monumen itu, yang kemudian diseret ke Pelabuhan Bristol yang berada di dekat taman, dan dibuang di dermaga.

        Kematian George Floyd pada Senin dua pekan lalu (25/5/2020) telah memicu aksi protes di banyak kota di AS memprotes kekejaman polisi dan rasisme terhadap warga kulit hitam. Protes itu telah menyebar ke berbagai negara lain di dunia, termasuk negara-negara di Eropa.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: