Buat Penuhi Tujuan Ini, Iran Ciptakan Replika Kapal Induk AS
Iran telah membangun versi palsu dari kapal induk Amerika Serikat (AS) di lepas pantai Teluk Persia. Replika kapal itu akan digunakan sebagai target serangan dalam latihan militer Teheran.
Mock-up kapal yang dibangun secara sekilas mirip salah satu kapal induk kelas Nimitz yang dikerahkan oleh Angkatan Laut AS di dekat Selat Hormuz dan ke Teluk Persia atau Teluk Arab.
Baca Juga: Alamak, Kapal Induk AS Seharga Rp184,1 Triliun Rupanya Punya Sistem Peluncur yang Macet
Namun, versi yang dibangun Iran lebih kecil daripada yang asli. Panjangnya sekitar 200 meter dan lebar 50 meter, sedangkan panjang kapal induk kelas Nimitz lebih dari 300 meter dan lebarnya 75 meter.
Menurut citra satelit yang diambil Maxar Technologies, replika kapal raksasa itu membawa mock-up 16 unit jet tempur di geladaknya.
Kapal palsu mengambang di sebuah pelabuhan di selatan Bandar Abbas. Penampilannya mengisyaratkan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran sedang mempersiapkan aksi serupa yang dilakukan pada Februari 2015, di mana kala itu IRGC menyerang replika kapal induk Amerika.
Replika kali ini menyerupai kapal palsu yang digunakan dalam latihan militer yang bernama Great Prophet 9 (Nabi Besar 9), ketika speedboat menembakkan senapan mesin dan roket menyerbu kapal palsu—yang sebenarnya adalah sebuah tongkang mengambang. Rudal surface-to-sae kemudian menghancurkan replika.
"Kapal induk Amerika adalah depot amunisi besar yang menampung banyak rudal, roket, torpedo, dan lainnya," kata mantan kepala Angkatan Laut IRGC Laksamana Ali Fadavi pada saat itu.
Dr Theodore Karasik dari Gulf State Analytics di Washington mengatakan kepada Arab News, yang dilansir Rabu (10/6/2020); "(Apabila) Iran menyerang kelompok (tempur) kapal induk nyata akan mengarah pada eskalasi, yang semua pihak di wilayah tersebut sadari sepenuhnya. Latihan perang dari latihan Angkatan Laut IRGC 2015 menunjukkan korban tinggi untuk serangan semacam itu."
“Namun, skenario ini menunjukkan kemampuan perang asimetris Iran berbiaya rendah dan sangat efektif. Kesediaan Iran untuk mengambil risiko di lingkungan saat ini adalah pertimbangan penting mengingat bahwa ketegangannya tinggi," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: