Jelang berlangsungnya tatanan hidup baru atau new normal, Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan penguatan sistem logistik pangan nasional. Ini dilakukan guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya krisis pangan seperti yang disampaikan badan pangan dunia, FAO.
Dalam diskusi virtual pokja Dewan Ketahanan Pangan, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo yang diwakili Sekretaris Jenderal Kementan, Momon Rusmono mengatakan bahwa logistik memiliki peran penting dalam mengantisispasi kelangkaan pangan dan disfalitas pangan nasional.
"Sesuai dengan arahan Pak Menteri, upaya ini harus dijalankan bersama dengan stakeholder terkait baik dari dunia usaha seperti BUMN atau para pelaku usaha lainnya," ujar Momon, Kamis (11/6/2020).
Baca Juga: Mentan Syahrul Dorong Kalteng Kembangkan Food Estate
Sebagai informasi, regulasi logistik diatur dalam bentuk Peraturan Presiden (Perpres) nomor 26 tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional (Sislognas). Aturan ini wajib diterapkan sebagai salah satu prasarana dalam membangun daya saing nasional serta mendukung pelaksanaan masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia 2011-2025.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan, Agung Hendriadi menilai sistem logistik sangat penting untuk menjamin stabilisasi pasokan dan harga pangan di seluruh dunia.
Menurut dia, ada empat strategi penguatan sistem logistik pangan nasional. Empat poin itu antara lain peningkatan produksi pada wilayah defisit dengan mendekatkan produksi ke konsumen. Di samping itu, ada juga program penambahan area tanam baru (PATB) wilayah defisit, penyediaan input produksi, dan penyediaan sarana dan prasarana produksi.
Kedua, kata Agung, adalah perbaikan sistem distribusi dengan meningkatkan kelancaran dsitribusi pangan yang meliputi program penyederhanaan rantai pasok dan intervensi distribusi, pengembangan nasional dan regional food hub serta pembangunan sistem jual-beli e-commerce.
"Adapun strategi yang ketiga adalah menguatkan kelembagaan distribusi pangan dengan berkoordinasi dan sinergitas antar pelaku logistik yang meliputi program penguatan pera pelaku logistik, pembentukan lembaga logistik, dan harmonisasi peraturan dan kebijakan sistem logistik pangan," katanya.
"Strategi keempat tentang peningkatan konsumsi pangan lokal dengan meningkatkan konsumsi pangan lokal yang meliputi pengembangan kawasan atau UMKM dan kampanye gerakan konsumsi pangan lokal," katanya.
Sementara itu, Wakil Menteri BUMN, Budi Sadikin mengatakan bahwa sistem logistik pangan nasional sangat penting untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Bahkan, sistem ini sudah mendapat dukungan dari Presiden RI Joko Widodo, terutama dari sisi ketersediaan, keterjangkauan, kualitas pangan, dan kesinambungan maupun kemandirian.
"Untuk itu, BUMN memiliki strategi yang sudah disusun dalam mendorong mandat Presiden tersebut. Pertama, dengan membentuk klaster BUMN pangan, seperti SHS, Berdikari, Perindo, RNI, PT Garam, Bulog, daln lain-lain. Kedua, kita akan membangun industri pangan modern, ketiga membangun model kerja sama yang baru, dan terakhir refungsi pemasaran," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: