Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Rizal Ramli Kirim Surat Tantangan. Bagaimana Nih Pak Luhut?

        Rizal Ramli Kirim Surat Tantangan. Bagaimana Nih Pak Luhut? Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi -

        Ekonom senior Rizal Ramli membuktikan keseriusannya menjawab tantangan Menko Maritim dan Investasi Luhut Pandjaitan debat soal utang negara. Lewat sepucuk surat, Tim RR sudah kirim tantangan itu ke kantor Luhut, awal pekan lalu. Kabar ini disambut gembira banyak pihak meski Luhut belum memberikan jawaban pasti.

        Surat tantangan debat itu dikirimkan Adam Wahab, anggota tim promotor debat. Don Adam, begitu ia disapa, mengatakan surat ajakan debat dikirim ke kantor Luhut, Senin lalu (15/6/2020). Surat dibungkus amplop besar warna cokelat itu, sudah diterima salah seorang staf di kantor Luhut. Tak hanya lewat surat. Dia bilang, tim juga sudah mengirimkan permintaan debat lewat WhatsApp.

        Baca Juga: Soal Debat, Orang Demokrat Bilang: Ilmu Ekonomi Luhut Justru di atas Rizal Ramli

        Dalam surat itu, disampaikan acara debat akan digelar Rabu jam 2 siang di Gedung Dewan Pers, Jakarta. Namun sampai kemarin, Adam mengaku belum mendapat respons dari pihak Luhut soal kesediaan memenuhi undangan debat.

        Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (Prodem) Iwan Sumule menyebut Luhut telah menolak permintaan debat dari Rizal Ramli. Prodem adalah promotor yang ditunjuk Rizal untuk memfasilitasi debat tersebut. Menurut Iwan, Luhut menggunakan beragam alasan yang tidak masuk akal untuk menolak permintaan itu.

        Misalnya, kata dia, Luhut mempersoalkan juri debat yang dinilai berat sebelah. Kemudian, Luhut juga tidak terima soal munculnya pertaruhan jabatan dalam debat. Luhut, kata Iwan, juga tidak mau debat jadi sirkus politik. Atas hal itu, dia membatalkan debat terbuka dengan Rizal Ramli.

        "Alasan pihak LBP seperti mengada-ngada," kata Iwan.

        Padahal sebaiknya, lanjut dia, Luhut memenuhi saja ajakan Rizal Ramli untuk berdebat. Mengingat, ajakan berdebat soal utang negara ini awalnya datang dari Luhut. Tantangan itu yang kemudian disanggupi Rizal.

        Heboh soal adu debat ini berawal dari tantangan Luhut yang disampaikan awal Juni lalu. Saat itu, Luhut kesal lantaran kebijakan soal utang kerap mendapat kritik. Ia pun meminta para pengkritik itu menghadapinya. Jangan cuma koar-koar.

        Rizal Ramli yang awalnya enggan meladeni akhirnya menerima tantangan Luhut. Ia berubah pikiran setelah Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie Mawardi siap memfasilitasi perdebatan. Dalam debat nanti, akan disiapkan moderator dan juri yang akan menilai.

        Dalam sebuah diskusi online Jumat (19/6/2020) lalu, Rizal menceritakan alasan mau meladeni debat dengan Luhut. Kata dia, kemerdekaan Indonesia lahir dari adanya diskusi tokoh-tokoh bangsa. Ini yang mestinya dijadikan pembelajaran.

        "Luhut itu teman lama saya, tapi ini kan bukan permasalahan pribadi. (Masalah publik) itu harus dibahas secara terbuka, namanya juga demokrasi," kata Rizal.

        Dalam rilis yang disampaikan kepada media, Luhut menceritakan alasan menolak ajakan debat. Juru Bicara Kemenko Marves, Jodi Mahardi, mengungkapkan pihak Luhut sebenarnya sudah mengundang Rizal Ramli untuk bertemu pada 11 Juni 2020, berbarengan dengan dosen senior Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia, Djamester Simarmata.

        Namun saat itu, pihak Rizal Ramli tak datang. Sehari menjelang pertemuan dimaksud, muncul berita Rizal Ramli melalui promotornya ingin melakukan debat dengan Luhut. Kata dia, Luhut hari itu juga mengundang Rizal Ramli untuk ikut pertemuan dengan Djamester tanggal 11 Juni 2020 mengingat isu yang akan dibahas sama.

        "Namun pihak Pak Rizal Ramli menyatakan tidak bisa tanpa memberikan penjelasan," kata Jodi.

        Pihak Rizal Ramli kemudian mengajukan permintaan lanjutan untuk menyelenggarakan kejuaran debat. Namun, menurut Jodi, promotor yang akan menyelenggarakan merupakan pendukung Rizal Ramli. Komposisi juri yang ditawarkan kubu Rizal Ramli pun, menurut Jodi, berat sebelah.

        Karena itu, pihaknya tak mau menanggapi karena debat seperti itu hanya akan jadi debat kusir dan sirkus politik, bukan untuk mencari solusi.

        "Pemerintah terbiasa berdiskusi atau berdebat untuk cari solusi karena pemerintah tidak punya waktu untuk selalu berdebat kusir," ujarnya.

        Alasan lainnya, kata dia, tuntutan yang diajukan apabila kalah maka tim ekonomi kabinet mundur. Sementara mereka hanya berjanji berhenti mengkritik (dengan juri yang berat sebelah ke mereka) menunjukkan karakter yang tidak sportif, motif politis serta kebiasaan menciptakan sirkus politik.

        Lebih lanjut, Jodi menegaskan bahwa Luhut terbuka dengan kritik dari semua pihak yang memiliki data dan solusi yang memadai serta tidak bermotif politik.

        "Kalau punya data, mari datang lah untuk berdiskusi/berdebat untuk mencari solusi tanpa agenda-agenda politik tertentu," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: