Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Janji Perangi Pemanasan Global, Orang Terkaya Dunia Kerahkan Rp28 Triliun, Katanya Untuk. . .

        Janji Perangi Pemanasan Global, Orang Terkaya Dunia Kerahkan Rp28 Triliun, Katanya Untuk. . . Kredit Foto: Detik.com
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Orang terkaya dunia, Jeff Bezos melalui Amazon baru saja meluncurkan dana USD2 miliar (Rp28,2 triliun) untuk memajukan teknologi yang akan mengurangi efek rumah kaca. Dana tersebut dikatakan bakal membantu Amazon dan perusahaan lain mematuhi inisiatif The Climate Pledge yang dimulai pada September 2019.

        Jeff Bezos beserta perusahaan lain berjanji untuk memerangi efek rumah kaca sehingga menjadi netral karbon pada tahun 2040. Karbon netral membutuhkan alat untuk dapat mengurangi, mengimbangi dan menangkap semua polusi yang dihasilkan.

        Baca Juga: Bos Amazon hingga Twitter Kecam Trump Akibat Pembekuan Visa Pekerja Imigran

        Dana sebesar USD2 miliar itu akan digunakan untuk kemajuan dalam transportasi dan logistik, pembangkit dan penyimpanan energi, manufaktur dan material, pangan dan pertanian, dan mengurangi atau menggunakan kembali limbah.

        "Climate Pledge Fund akan mencari dana untuk berinvestasi dalam wirausahawan dan inovator visioner yang sedang membangun produk dan layanan untuk membantu perusahaan mengurangi dampak karbon mereka dan beroperasi lebih berkelanjutan," ujar Jeff Bezos dalam siaran pers yang dilansir dari The Verge di Jakarta, Rabu (24/6/2020).

        "Perusahaan-perusahaan dari seluruh dunia dengan berbagai ukuran dan tahapan akan dipertimbangkan, dari startup pra-produk hingga perusahaan mapan." ujar Bezos beserta mengumumkan dana perubahan iklimnya sendiri senilai USD10 miliar pada bulan Februari.

        Amazon juga mengumumkan bahwa pada tahun 2025 mendatang akan bergantung pada energi terbarukan untuk semua penggunaan energinya.

        Terlepas dari komitmennya, Amazon telah menghasilkan sekitar 15 persen lebih banyak karbon dioksida tahun lalu daripada di tahun sebelumnya karena penjualannya meningkat. Lebih dari 51 juta metrik ton CO2 pada 2019, menurut laporan keberlanjutan 2019. Sementara tahun 2018, sebanyak 44 juta metrik ton, ysng menjadi kali pertama ia mengungkapkan jejak karbonnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: