- Home
- /
- EkBis
- /
- Agribisnis
Belajar Daring, Mahasiswa Politeknik Kementan Aktif Dampingi Petani di Lapangan
Sektor pertanian harus tetap produktif untuk tetap memastikan ketersediaan pangan bagi 267 juta penduduk Indonesia di tengah pandemi Covid-19. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa di saat krisis, yang menyelamatkan sebuah negara adalah pertanian.
"Kita harus beradaptasi dengan tuntutan di era yang kita hadapi, Covid ini menjadi tanda perubahan paradigma. Itulah tantangan kita hari ini," ujar Mentan Syahrul.
Baca Juga: Didukung 2 Kementerian, Kementan Kembangkan Food Estate di Kalteng
Sejalan dengan arahan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, pada kesempatan yang lain mengatakan bahwa petani milenial menjadi modal untuk membangun pertanian di masa yang akan datang. "Petani milenial kita sudah banyak berkiprah di bidang pertanian, petani milenial mempunyai kreativitas yang sangat tinggi, adaptif, dan inovatif," kata Dedi.
Kementan memiliki 7 politeknik yang tersebar di berbagai penjuru Tanah Air untuk mencetak job seeker dan job creator di bidang pertanian. Di masa pandemi covid-19, mahasiswa kembali ke daerah asal dan pembelajaran dilakukan secara daring.
Meski demikian, mahasiswa dituntut untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di perkuliahan dengan membantu memecahkan masalah yang ada di petani/kelompok tani di sekitar tempat tinggalnya. Seluruh mahasiswa mengawal dan mendampingi petani dalam menyediakan pangan.
Pusat Pendidikan Pertanian dan Politeknik lingkup Kementan melakukan pendampingan kepada mahasiswa di lapangan secara daring. Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang melaksanakan kegiatan pendampingan ini melalui video conference dan live streaming di media sosial pada Kamis (26/6/2020) lalu. Tampak hadir Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) Idha Widi Arsanti beserta jajarannya, Direktur Polbangtan Malang beserta jajarannya, dan seluruh mahasiswa Polbangtan Malang.
Saat memberikan arahan, Kepala Pusdiktan, Idha Widi Arsanti, mengatakan bahwa petani dan pelaku pertanian adalah pahlawan. Dia juga meminta mahasiswa selain diarahkan untuk belajar secara daring, juga didorong untuk praktik di lapangan.
"Ketika melakukan pembelajaran dirumah, kita berharap mahasiswa juga aktif mendampingi petani di sekitar wilayah tempat tinggalnya," lanjut Idha. Ia menegaskan agar seluruh mahasiswa mengikuti protokol kesehatan Covid-19 di lapangan.
Direktur Polbangtan Malang, Bambang Sudarmanto, menegaskan bahwa kesehatan adalah yang utama. Ia menganjurkan kegiatan pendampingan petani/kelompoktani dilakukan secara fleksibel tegantung lokasi tempat tinggal mahasiswa berada di zona hijau atau merah.
"Di Jatim masih cukup rawan Covid-19, saya minta mahasiswa jangan ke kampus dulu, tentu ketika kondisi sudah aman semua akan kami informasikan. Mohon bisa dimaklumi, yang utama adalah kesehatan. Saya harap semua update kondisi di lapangan dan melaporkan ke dosen pembimbing akademik," jelas Bambang.
Beberapa mahasiswa menyampaikan kegiatan yang telah mereka lakukan, Indah Apryliani salah satunya. Mahasiswi asal Kota Tarakan Kalimantan Utara ini secara langsung menunjukkan kegiatan yang dilakukan di lapangan. Ia mengungkapkan bahwa di daerahnya banyak limbah pasar yang dibuang begitu saja.
"Warga terkadang mencium bau busuk limbah pasar, padahal ini bisa dimanfaatkan menjadi kompos organik," ujar mahasiswi jurusan prodi agribisnis Polbangtan Malang tersebut. Lebih lanjut, ia menerangkan secara singkat cara membuat kompos organik.
Selain Indah, ada juga Alfin Nirrohim yang secara langsung menunjukkan kegiatan yang dilakukannya. Ia membantu kelompok tani membuat media tanam untuk budi daya sayur. Ada pula Fitria Nurrokhmah Dwi Setyadi, mahasiswi prodi penyuluhan peternakan dan kesejahteraan hewan, yang menunjukkan kegiatan mendampingi peternak yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Kegiatan pun dilanjutkan dengan sesi diskusi. Tampak mahasiswa begitu antusias berdiskusi meski berada di daerah masing-masing.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum