Rancangan Undang-undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) terus menjadi sorotan tajam. Beragam komentar terus membanjiri media sosial.
Laman media sosial Twitter contohnya, kritikan demi kritikan terus bermunculan, mengingat mendapat penolakan dari masyarakat.
Dua tokoh yang ikut mengkritisi antara lain Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon dan Eks Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai. Mereka sama-sama menyoroti keberadaan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
Baca Juga: Jokowi Ancam Reshuffle, Kapasitas Menteri Payah!
Fadli berharap agar BPIP dibubarkan. Ia juga menilai ideologi Pancasila sudah final. Dengan demikian tidak perlu ditambahi atau dikurangi.
"Apanya yang harus diperkuat, lembaga BPIP itu harusnya dibubarkan saja. Pancasila sudah cukup dan final. Tak usah ditambahi atau direduksi," kata Fadli Zon di akun Twitternya dikutip, Senin (29/6/2020).
Menyambung apa yang disampaikan Fadli, Pigai berpendapat bahwa sebelum BPIP lahir, soal bagi-bagi jabatan Presiden Jokowi. Namun karena orang yang menerima jabatan tersebut tak profesioal, maka dibuatlah lembaga tersebut.
"Sebelum BPIP itu lahir berdasarkan data yang saya miliki ada 2.200 lebih Jabatan yang Jokowi bisa bagi2 kue kekuasan ke kroni2nya. Karena mereka bodoh dan tidak profesional, maka lembaga2 baru dibuat2. Lebih parah lagi BPIP diisi oleh orang2 pelaku makar terhadap Pancasila," kata Pigai di Twitternya.
Sementara itu, cuitan Presiden ke-6 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di akun resmi Twitternya beberapa hari lalu terus banjir komentar dari netizen. Sebagian besar netizen dibuat kebingungan dengan cuitan 'abu-abu' dari pentolan Partai Demokrat tersebut.
"Saya mengikuti hiruk pikuk sosial & politik seputar RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP). Saya juga sudah membaca & mengkaji RUU tsb. Tentu ada pendapat & tanggapan saya. Namun, lebih baik saya simpan agar politik tak semakin panas *SBY*," tulis akun @SBYudonyono.
Cuitan SBY pada Selasa (23/6/2020) lalu itu menuai lebih dari 4 ribu komentar dan hampir enam ribu kali di-retweet netizen. Jumlah komentar yang atau tanggapan yang fantastis. Sebagai perbandingan, rata-rata cuitan SBY di akun Twitternya menuai tanggapan ratusan saja. Tapi kali ini jauh berbeda.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti