Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Fahri Teriak, 20 Tahun Kerja Gak Korupsi Masak Gak Boleh Usaha

        Fahri Teriak, 20 Tahun Kerja Gak Korupsi Masak Gak Boleh Usaha Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Partai Gelora, Fahri Hamzah, mengakui sedang menggeluti bisnis budidaya bibit lobster. Terlebih Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, membuka kembali keran ekspor bibit lobster.

        Dalam akun twitter miliknya @fahrihamzah, ia menjelaskan memang ingin menggeluti bisnis tersebut. Hal itu dilontarkan Wakil Ketua DPR 2014-2019 itu sebagai tanggapan adanya pemberitaan dia ikut berbisnis bibit lobster.

        Fahri disebut turut mendanai PT Nusa Tenggara Budidaya, untuk mendukung bisnis benih lobsternya. Perusahaan tergolong baru, karena berdiri pada April 2020, atau sebulan setelah keran eksport bibit lobster dibuka kembali pada Mei 2020.

        "Saya kan pensiunan (sejak 1/10/2020 (mungkin maksudnya 2019)) jadi boleh bisnis sekarang...kalau saya nggak boleh jadi pengusaha trus saya harus jadi apa? Hampir 20 tahun kerja pemerintahan gak korupsi..masak gak boleh usaha?" kata Fahri dalam cuitan di twitternya seperti dikutip VIVA, Minggu 5 Juli 2020.

        Baca Juga: Fahri Hamzah Dukung Kebijakan Ekspor Benih Lobster, Katanya...

        Fahri sebelumnya adalah anggota DPR dari Fraksi PKS. Pada DPR periode 2014-2019, ia dipercaya sebagai wakil ketua. Namun pada pemilu legislatif 2019 tidak mencalonkan diri lagi dan memilih keluar dari partai yang ia deklarasikan itu. Kemudian membentuk partai baru bersama mantan Presiden PKS Anis Matta yakni Partai Gelora.

        Politisi asal Sumbawa NTB itu mengatakan, dia kuliah di Fakultas Ekonomi UI. Selesai, dia lanjut masuk dalam pemerintahan yakni legislatif. Kini dia tidak lagi di pemerintahan, maka menurutnya sah-sah saja untuk berbisnis.

        "Tentu saya pilih kampung halaman (NTB) dong. Biar punya efek kepada pembangunan daerah. Dulu saya mendorong pembangunan pakai dana negara (APBN) sekarang saya dorong pembangunan pakai dana swasta apa salahnya?," katanya.

        Dia mengakui, saat ini butuh mitra untuk membangun bisnisnya, baik itu dari dalam maupun dari luar negeri. Sektor-sektor seperti pertanian, kelautan dan pariwisata, diakuinya sedang dipersiapkan untuk dikembangkan di daerah asalnya. 

        "Agar nilai tambah dan dampak sosialnya lebih massif," lanjutnya.

        Jelas Fahri, dia bukan orang baru dalam persoalan lobster atau budidaya perikanan laut. Keluarganya di Sumbawa NTB, adalah banyak yang bergerak di petambak. Maka dia menegaskan, dia memahami peta tentang budidaya ini.

        Baca Juga: Aturan Belum Jelas, Ekspor Lobster Sebaiknya Dihentikan Dulu

        "Saya bukan orang baru karena kami orang pesisir, saya dulu menghindari terjun langsung karena menjaba. Tidak etis aja," katanya.

        Fahri sendiri mendukung kebijakan Menteri Edhy Prabowo, yang kembali membebaskan nelayan untuk eksport bibit lobster. Semua pihak menurutnya bisa ikut andil, tidak tertutup.

        "Kalau mau bisnis di kelautan dan perikanan kontak saja kementerian @kkpgoid. Semua terbuka. Ini zaman demokrasi. Kalau tertutup demo aja," katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Annisa Nurfitri

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: