Perusahaan Listrik Negara terus menyelesaikan pengujian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Malinau yang berlokasi di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara dengan total kapasitas 6 megawatt (MW).
Sampai saat ini perkembangan pembangunan PLTU Malinau telah mencapai 93,42 persen, dengan masuknya daya listrik dari PLTU Malinau dan tersambungnya listrik ke sistem interkoneksi nantinya akan menurunkan biaya operasi PLN hingga Rp 4,9 Miliar per bulan.
General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Timur Muhammad Ramadhansyah menjelaskan pembangunan PLTY Malinau diharapkan selesai pada waktunya, sebab dua infrastruktur lainnya yakni GI 150 kV Malinau dan SUTT 150 kV Tidang Pale - Malinau telah siap beroperasi.
Baca Juga: PLN Buka-Bukaan Soal Lonjakan Tagihan Listrik, Ini Lho Sebabnya!
“Dua infrastruktur lainnya yaitu GI 150 kV Malinau dan SUTT 150 kV Tidang Pale - Malinau telah siap beroperasi dan siap mengintegrasi daya dari sistem interkoneksi Kalimantan,” ujar Ramadhansyah, (5/7/2020).
Saat ini sistem daya kelistrikan mencapai 9,4 MW dengan beban puncak 8,9 MW. Beroperasinya PLTU Malinau akan menambah keandalan sistem kelistrikan di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara. Untuk PLTU Malinau Unit 1, pengujian telah memasuki uji steam blow yaitu pembersihan pipa boiler pembangkit sebelum dioperasikan secara komersial.
Sedangkan untuk Unit 2, saat ini dalam tahapan individual test seperti memastikan semua boiler dan sistem penanganan batu bara berfungsi dengan baik.
Baca Juga: Harga Gas Industri Turun, PLN Ngehemat Rp6,45 Miliar Per Hari
"Kita masih gunakan PLTD untuk melistriki masyarakat, dengan adanya PLTU tentu penggunaan PLTD bisa kita kurangi. Meskipun sedang pandemi Covid, kami lanjutkan proses pengujian dan kami targetkan dapat beroperasi pada akhir tahun 2020," ujar Ramadhansyah.
Selain itu juga pembangunan PLTU Malinau menyerap tenaga kerja hingga 150 orang. Dalam mendukung program pemerintah dalam pemberdayaan industri nasional, PLTU Malinau pun telah mampu mencapai Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) mencapai 70,03 persen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Annisa Nurfitri