Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Hasto Tak Terima PDIP Disebut Komunis dan Sekuler

        Hasto Tak Terima PDIP Disebut Komunis dan Sekuler Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
        Warta Ekonomi -

        PDIP berkomitmen menjaga Indonesia sebagai negara Pancasila. Bukan negara komunis, sekuler, liberal, ataupun fasis. Hal ini ditegaskan Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dalam keterangan tertulis di Jakarta.

        "PDI Perjuangan bersama segenap komponen bangsa lainnya menolak berbagai upaya, baik dari ekstrem kiri maupun ekstrem kanan yang mencoba mengganti Pancasila," katanya, belum lama ini.

        Baca Juga: Selain Risma, 3 Politisi PDIP Ini Pernah Menangis

        Karena itu, imbuhnya, dukungan terhadap Pancasila sebagaimana sering disuarakan akhir-akhir ini, termasuk oleh mereka yang sebelumnya memiliki pandangan ideologi berbeda merupakan dialektika kemajuan yang semakin menunjukkan kebenaran terhadap Pancasila sebagai ideologi negara.

        Penegasan ini disampaikan Hast, di tengah upaya sekelompok massa yang memojokkan PDIP sebagai partai komunis dan berusaha mengganti Pancasila. Padahal, tegasnya, partai berlambang banteng yang diketuai putri Bung Karno Megawati Soekarnoputri itu justru dikenal sebagai partai berideologikan Pancasila.

        Hasto pun menjelaskan proses kelahiran Indonesia melalui perjuangan panjang. Hingga akhirnya, merdeka karena kekuatan sendiri. Indonesia berdiri dengan landasan kokoh yang digali melalui pemikiran yang jernih, membumi, visioner, serta terus menggelorakan semangat pembebasan dari segala bentuk penjajahan. Khususnya, kapitalisme dan imperialisme.

        Terbukti, dengan Pancasila, Indonesia bersatu dan mampu menghadapi berbagai ujian sejarah. Seperti berhasil memadamkan pemberontakan PKI, DI/TII, Permesta, Pemberontakan RMS, dan lain-lain.

        "Dengan Pancasila kita selalu satu, berbeda dengan Yugoslavia, Uni Soviet yang terpecah-belah, juga Yaman, Irak, Suriah, dan lain-lain, yang terus dihadapkan pada krisis akibat perang yang tidak kunjung usai. Karena itulah adanya falsafah hidup, falsafah dasar, dan juga alat pemersatu seperti Pancasila selalu kita syukuri," jelas Hasto.

        Dengan ideologi yang menjadi pemersatu tersebut, Pancasila jelas terbukti efektif menjadi dasar dan tujuan kehidupan berbangsa.

        "Melalui Pancasila pula, kita tegaskan bahwa Indonesia bukan negara sekuler, bukan negara komunis, bukan negara teokrasi, bukan liberal, dan bukan fasisme. Indonesia adalah negara Pancasila, suatu konsepsi negara kebangsaan yang berdiri di atas paham individu atau golongan," tegas Hasto.

        "Pancasila berbeda dengan paham ekstrimisme radikal. Berbagai bentuk bom bunuh diri sebagaimana terjadi di Kota Surabaya pada tahun 2018, adalah contoh paham yang buta terhadap nilai ketuhanan dan kemanusiaan," lanjutnya.

        Ia pun mengimbau seluruh bangsa Indonesia, agar bersatu teguh dalam Pancasila. Di tengah ancaman isme (paham) yang tak sesuai dengan jalan hidup bangsa Indonesia.

        "Saatnya kedepankan semangat persaudaraan sebagai satu bangsa yang bertanah air satu, Indonesia," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: