Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Diperingatkan Dubes China, Gimana Sikap Inggris ke Huawei Ya?

        Diperingatkan Dubes China, Gimana Sikap Inggris ke Huawei Ya? Kredit Foto: REUTERS/Sergio Perez
        Warta Ekonomi, Bogor -

        Revisi putusan Inggris atas Huawei akan terbit sebelum 22 Juli, menurut salah satu menteri dalam pemerintahan Inggris. Pembaruan seperti apa yang bakal Inggris terapkan dalam keputusan tersebut?

        Sebelumnya, Inggris memberi Huawei peran terbatas dalam jaringan 5G di masa depan. Namun, para pejabat di Pusat Keamanan Siber Nasional (NCSC) meminta Perdana Menteri Boris Johnson meninjau keputusannya. Sebab, NCSC mengaku telah mempelajari dampak sanksi AS terhadap perusahaan.

        "(Putusan awal) tidak diperbaiki. Kami terus meninjau untuk memastikan adanya keamanan terbaik untuk jaringan telekomunikasi kami," ujar Menteri Digital Inggris, Oliver Dowden, seperti dikutip dariĀ Reuters, Selasa (7/7/2020).

        Baca Juga: Soal Diskriminasi ke Huawei, China: Inggris, Terima Konsekuensi!

        Baca Juga: PPDB DKI Masih Buka Pendaftaran Jalur Akhir, Ini Cara Daftarnya!

        Lebih lanjut, Dowden menolak berkomentar soal para pejabat yang menyusun proposal untuk berhenti memasang peralatan Huawei. Menurutnya, parlemen lah yang akan mengumumkan keputusan terbaru.

        Juru Bicara PM Boris Johnson menyebut, pihaknya akan mengirim pembaruan kepada parlemen sebelum 22 Juli. "Jika AS menjatuhkan sanksi, kami percaya itu dapat berdampak pada keandalan peralatan Huawei, sehingga kami perlu mempertimbangkan apakah penggunaannya akan aman?" tambahnya.

        Sementara itu, Duta Besar China untuk Inggris, Liu Xiaoming memperingatkan Inggris tentang keputusannya terhadap Huawei. Jika Inggris mengubah keputusannya, maka akan ada konsekuensi yang mengikuti.

        "Jika Anda menyingkirkan Huawei dari ekosistem bisnis di Inggris, maka itu mengindikasikan pesan yang sangat buruk ke bisnis China lainnya," kata Xiaoming.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tanayastri Dini Isna
        Editor: Tanayastri Dini Isna

        Bagikan Artikel: